1. Tema
Mobil esemka.
I.
Latar Belakang.
Sebagai generasi penerus bangsa, sudah
sepantasnya kita membuat ide – ide dan inofasi guna membangun masa depan bangsa
yang lebih baik. Dengan membuat sebuah inofasi tentunya kita dapat bersaing
dengan Negara – Negara lain dalam menciptakan sebuah karya. Kita bisa
menciptakan sebuah karya dengan ilmu yang kita dapatkan. Seperti halnya SMK (sekolah
menengah kejuruan) yang memang bertujuan membuat siswa bisa menciptakan
lapangan kerja, karena mereka di latih untuk terjun langsung mengerjakan suatu
pekerjaan. Agar kelak ketika mereka lulus nanti sudah berpengalaman, meski
hanya di bangku sekolah.
Seperti halnya siswa SMK yang kini
menjadi pusat perbincangan yang hangat, karena telah menciptakan suatu karya
yang tentu saja bermanfaat dan membuat bangsa Indonesia merasa bangga. Dengan
tangan – tangan kreatif siswa SMK ini, terciptalah suatu mobil buatan Indonesia
untuk yang pertamakali. Mobil tersebut dinamakan Mobil ESEMKA, mobil
Nasional yang dinamakan ESEMKA ini lantaran memang dirakit oleh
para siswa SMK di Jawa Tengah. Tetapi untuk saat ini mobil esemka
masih belum diproduksi secara masal lantaran masih menunggu izin layak jalan
dari instansi terkait.
1.
Mobil Esemka Jalani Uji Emisi.
Balai Termodinamika Motor dan Propulsi
Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, menguji emisi mobil Esemka Rajawali,
produksi siswa SMK 2 Solo. Namun, hasil uji menunggu keputusan Menteri
Perhubungan. Proses uji berlangsung selama 19 menit 40 detik itu meliputi angka
CO2, CO, dan NOX yang dihasilkan mobil berkapasitas mesin 1.500 cc. ”Hasil uji
sudah ada. Tetapi, keputusan lulus-tidaknya uji emisi bukan hak kami. Biar
Kementerian Perhubungan yang memutuskannya,” kata Direktur Transportasi BTMP
Puspitek Serpong Prawoto, kemarin.
Kepala Pengujian Ditjen Perhubungan
Darat Kementerian Perhubungan Juliaman P menjelaskan, pihaknya belum bisa
memublikasikan hasil uji emisi itu sebelum analisis mendalam atas keseluruhan
persyaratan yang harus dipenuhi mobil. Mobil Esemka Rajawali tiba di BTMP
Puspiptek Serpong sekitar pukul 07.00. Begitu tiba, mobil langsung mengikuti
proses prakondisi atau normalisasi setelah perjalanan 18 jam, Solo-Jakarta-
Tangerang. Pukul 13.30 mobil ini mengikuti uji emisi selama 19 menit 40 detik.
”Uji dilakukan dengan standar Euro 2. Ini sesuai standar di Indonesia. Kalau di
negara lain, standarnya Euro 3 dan 4,” kata Anis Supono, penguji mobil Esemka
Rajawali.
Uji emisi dibagi dua kategori, saat
kendaraan dalam kota dan luar kota. Untuk dalam kota, uji emisi diukur dalam
kecepatan 15 km, 30 km, dan 50 km. Dalam keadaan di luar kota, uji emisi diukur
saat kendaraan dalam kecepatan 50 km, 70 km, 100 km, dan 120 km. ”Dari situ,
kami baru menentukan, apakah mobil ini memenuhi ambang batas atau tidak,” kata
Anis.
Wali Kota Solo Joko Widodo berharap
hasil uji emisi cepat keluar sehingga bisa diproduksi massal. ”Kalau dinyatakan
lulus untuk diproduksi, saya perkirakan dalam empat bulan bisa diproduksi 200
mobil per bulan. Investasi yang dibutuhkan juga tak terlalu besar, Rp 55
miliar,” katanya. Produksi itu akan menyinergikan sedikitnya 300 kelompok usaha
kecil dan menengah.
II.
Kesimpulan.
Agar Mobil ESEMKA tersebut bisa
digunakan oleh masyarakat, diperlukan uji emisi atau uji kelayakan kendaraan
terlebih dahulu. Uji emisi dibagi dua kategori, saat kendaraan dalam kota dan
luar kota. Untuk dalam kota, uji emisi diukur dalam kecepatan 15 km, 30 km, dan
50 km. Dalam keadaan di luar kota, uji emisi diukur saat kendaraan dalam
kecepatan 50 km, 70 km, 100 km, dan 120 km. kita berharap agar mobil ESEMKA ini
bisa lulus uji emisi, supaya kita dapat membuktikan pada Negara lain bahwa kita
juga dapat membuat karya yang bermanfaat seperti mereka. Dengan karya yang
telah dibuat oleh siswa SMK ini, tentu berakibat baik bagi semua siswa lainnya
untuk lebih memacu mereka menciptakan karya yang lebih banyak lagi.
III.
Daftar Pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar