3. Arsitektur sisi client server serta
kolaborasinya
Dibawah ini merupakan penjelasan tentang
beberapa kolaborasi arsitektur sisi client dan sisi server :
1)
Arsitektur Single - Tier
Arsitektur Single - Tier
adalah semua komponen produksi dari sistem dijalankan pada komputer yang sama.
Sederhana dan alternatifnya sangat mahal. Membutuhkan sedikit perlengkapan
untuk dibeli dan dipelihara. Kelemahan pada keamanan dari arsitektur ini yaitu
rendahnya dan kurangnya skalabilitas. Sebuah arsitektur skala besar yang dapat
dengan mudah diperluas atau dilengkapi untuk memenuhi performa yang dibutuhkan.
Biarpun demikian, semua komponen utama dan data yang ada pada satu komputer
didalam perlindungan firewall tetap sangat rentan terhadap serangan berbahaya.
Menjalankan semua komponen
pada sebuah komputer juga membatasi kemungkinan untuk memperluas dan
mengoptimalisasinya. Kita hanya dapat menambahkan beberapa memory atau CPU pada
sebuah server tunggal.
2)
Arsitektur Two - tier
Pada Arsitektur Two - tier,
antarmukanya terdapat pada lingkungan desktop dan sistem manajemen database
biasanya ada pada server yang lebih kuat yang menyediakan layanan pada banyak
client. Pengolahan informasi dibagi antara lingkungan antarmuka sistem dan
lingkungan server manajemen database. Manajemen database server mendukung untuk
penyimpanan prosedur dan trigger. Vendor perangkat lunak menyediakan alat-alat
untuk menyederhanakan pengembangan aplikasi untuk arsitektur dua lapis client
dan server.
Arsitektur two-tier lebih
aman dan terukur daripada pendekatan single-tier. Database Server dipindahlan
ke mesin terpisah di belakang firewall yang kedua. Ini menambah keamanan
tambahan dengan menghapus data pelanggan sensitif dari DMZ. Mempunyai database
pada komputer yang terpisah meningkatkan kinerja keseluruhan situs.
Kelemahannya adalah biaya yang mahal dan arsitektur yang kompleks.
3)
Arsitektur Three - tier
Arsitektur Three - Tier
diperkenalkan untuk mengatasi kelemahan dari arsitektur two - tier. Di tiga tingkatan
arsitektur, sebuah middleware digunakan antara sistem user interface lingkungan
client dan server manajemen database lingkungan. Middleware ini
diimplementasikan dalam berbagai cara seperti pengolahan transaksi monitor,
pesan server atau aplikasi server. Middleware menjalankan fungsi dari antrian,
eksekusi aplikasi dan database staging. Di samping itu middleware juga
mempunyai penjadwalan dan prioritas pada pekerjaan yang sedang dilakukan.
Three-tier client dan server arsitektur digunakan untuk meningkatkan performa
untuk jumlah pengguna besar dan juga meningkatkan fleksibilitas ketika
dibandingkan dengan pendekatan dua tingkat. Kekurangannya adalah pengembangan
lebih sulit daripada pengembangan pada arsitektur dua lapis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar