rumus menghitung biaya pendapatan
Y = C + I
Y=Pendapatan
C=Konsumsi
I=Investasi
Jadi kesimpulannya investasi adalah SISA dari kelebihan pendapatan yang tidak dikonsumsi.
contoh kasus :
tiap tanggal 30 Anda menerima gaji. Pada tanggal 30 April 2007, Anda menerima secara penuh gaji Anda sebesar Rp. 12.000.000,-. Gaji ini Anda gunakan untuk keperluan konsumsi Anda. Pada tanggal 29 Mei 2007 (pas satu hari sebelum Anda menerima gaji berikutnya), saya datang bertanya “Berapa sih sisa gaji Anda yang bisa diinvestasikan untuk bulan ini?
Setelah menerima gaji sebesar Rp. 12.000.000,- pada tanggal 30 April 2007, segeralah transfer uang sebesar Rp. 1.200.000,- ke rekening khusus tabungan. Kalau bisa jangan sampai lebih dari tanggal 5 Mei (jangan lebih dari seminggu). Uang pada rekening khusus tabungan ini tidak boleh digunakan kecuali dalam kondisi darurat. Nah, jadi uang yang boleh dibelanjakan pada bulan itu hanya tinggal Rp. 10.800.000,-. Dengan cara seperti ini, Anda pasti berinvestasi Rp. 1.200.000,- setiap bulannya.
Selasa, 29 Maret 2011
perhitungan biaya pendapatan
rumus mencari perhitungan biaya pendapatan
Y = C + I
Y=Pendapatan
C=Konsumsi
I=Investasi
Jadi kesimpulannya investasi adalah SISA dari kelebihan pendapatan yang tidak dikonsumsi.
contoh kasus :
tiap tanggal 30 Anda menerima gaji. Pada tanggal 30 April 2007, Anda menerima secara penuh gaji Anda sebesar Rp. 5.000.000,-. Gaji ini Anda gunakan untuk keperluan konsumsi Anda. Pada tanggal 29 Mei 2007 (pas satu hari sebelum Anda menerima gaji berikutnya), saya datang bertanya “Berapa sih sisa gaji Anda yang bisa diinvestasikan untuk bulan ini?
Setelah menerima gaji sebesar Rp. 5.000.000,- pada tanggal 30 April 2007, segeralah transfer uang sebesar Rp. 500.000,- ke rekening khusus tabungan. Kalau bisa jangan sampai lebih dari tanggal 5 Mei (jangan lebih dari seminggu). Uang pada rekening khusus tabungan ini tidak boleh digunakan kecuali dalam kondisi darurat. Nah, jadi uang yang boleh dibelanjakan pada bulan itu hanya tinggal Rp. 4.500.000,-. Dengan cara seperti ini, Anda pasti berinvestasi Rp. 500.000,- setiap bulannya.
sumber : buku paket ekonomi
Y = C + I
Y=Pendapatan
C=Konsumsi
I=Investasi
Jadi kesimpulannya investasi adalah SISA dari kelebihan pendapatan yang tidak dikonsumsi.
contoh kasus :
tiap tanggal 30 Anda menerima gaji. Pada tanggal 30 April 2007, Anda menerima secara penuh gaji Anda sebesar Rp. 5.000.000,-. Gaji ini Anda gunakan untuk keperluan konsumsi Anda. Pada tanggal 29 Mei 2007 (pas satu hari sebelum Anda menerima gaji berikutnya), saya datang bertanya “Berapa sih sisa gaji Anda yang bisa diinvestasikan untuk bulan ini?
Setelah menerima gaji sebesar Rp. 5.000.000,- pada tanggal 30 April 2007, segeralah transfer uang sebesar Rp. 500.000,- ke rekening khusus tabungan. Kalau bisa jangan sampai lebih dari tanggal 5 Mei (jangan lebih dari seminggu). Uang pada rekening khusus tabungan ini tidak boleh digunakan kecuali dalam kondisi darurat. Nah, jadi uang yang boleh dibelanjakan pada bulan itu hanya tinggal Rp. 4.500.000,-. Dengan cara seperti ini, Anda pasti berinvestasi Rp. 500.000,- setiap bulannya.
sumber : buku paket ekonomi
perhitungan biaya pendapatan
Y = C + I
Y=Pendapatan
C=Konsumsi
I=Investasi
Jadi kesimpulannya investasi adalah SISA dari kelebihan pendapatan yang tidak dikonsumsi.
contoh kasus :
tiap tanggal 30 Anda menerima gaji. Pada tanggal 30 April 2007, Anda menerima secara penuh gaji Anda sebesar Rp. 5.000.000,-. Gaji ini Anda gunakan untuk keperluan konsumsi Anda. Pada tanggal 29 Mei 2007 (pas satu hari sebelum Anda menerima gaji berikutnya), saya datang bertanya “Berapa sih sisa gaji Anda yang bisa diinvestasikan untuk bulan ini?
Setelah menerima gaji sebesar Rp. 5.000.000,- pada tanggal 30 April 2007, segeralah transfer uang sebesar Rp. 500.000,- ke rekening khusus tabungan. Kalau bisa jangan sampai lebih dari tanggal 5 Mei (jangan lebih dari seminggu). Uang pada rekening khusus tabungan ini tidak boleh digunakan kecuali dalam kondisi darurat. Nah, jadi uang yang boleh dibelanjakan pada bulan itu hanya tinggal Rp. 4.500.000,-. Dengan cara seperti ini, Anda pasti berinvestasi Rp. 500.000,- setiap bulannya.
sumber : buku paket ekonomi
perhitungan biaya pendapatan
Y = C + I
Y=Pendapatan
C=Konsumsi
I=Investasi
Jadi kesimpulannya investasi adalah SISA dari kelebihan pendapatan yang tidak dikonsumsi.
contoh kasus :
tiap tanggal 30 Anda menerima gaji. Pada tanggal 30 April 2007, Anda menerima secara penuh gaji Anda sebesar Rp. 12.000.000,-. Gaji ini Anda gunakan untuk keperluan konsumsi Anda. Pada tanggal 29 Mei 2007 (pas satu hari sebelum Anda menerima gaji berikutnya), saya datang bertanya “Berapa sih sisa gaji Anda yang bisa diinvestasikan untuk bulan ini?
Setelah menerima gaji sebesar Rp. 12.000.000,- pada tanggal 30 April 2007, segeralah transfer uang sebesar Rp. 1.200.000,- ke rekening khusus tabungan. Kalau bisa jangan sampai lebih dari tanggal 5 Mei (jangan lebih dari seminggu). Uang pada rekening khusus tabungan ini tidak boleh digunakan kecuali dalam kondisi darurat. Nah, jadi uang yang boleh dibelanjakan pada bulan itu hanya tinggal Rp. 10.800.000,-. Dengan cara seperti ini, Anda pasti berinvestasi Rp. 1.200.000,- setiap bulannya.
membuat soal sendiri.
Y=Pendapatan
C=Konsumsi
I=Investasi
Jadi kesimpulannya investasi adalah SISA dari kelebihan pendapatan yang tidak dikonsumsi.
contoh kasus :
tiap tanggal 30 Anda menerima gaji. Pada tanggal 30 April 2007, Anda menerima secara penuh gaji Anda sebesar Rp. 5.000.000,-. Gaji ini Anda gunakan untuk keperluan konsumsi Anda. Pada tanggal 29 Mei 2007 (pas satu hari sebelum Anda menerima gaji berikutnya), saya datang bertanya “Berapa sih sisa gaji Anda yang bisa diinvestasikan untuk bulan ini?
Setelah menerima gaji sebesar Rp. 5.000.000,- pada tanggal 30 April 2007, segeralah transfer uang sebesar Rp. 500.000,- ke rekening khusus tabungan. Kalau bisa jangan sampai lebih dari tanggal 5 Mei (jangan lebih dari seminggu). Uang pada rekening khusus tabungan ini tidak boleh digunakan kecuali dalam kondisi darurat. Nah, jadi uang yang boleh dibelanjakan pada bulan itu hanya tinggal Rp. 4.500.000,-. Dengan cara seperti ini, Anda pasti berinvestasi Rp. 500.000,- setiap bulannya.
sumber : buku paket ekonomi
perhitungan biaya pendapatan
Y = C + I
Y=Pendapatan
C=Konsumsi
I=Investasi
Jadi kesimpulannya investasi adalah SISA dari kelebihan pendapatan yang tidak dikonsumsi.
contoh kasus :
tiap tanggal 30 Anda menerima gaji. Pada tanggal 30 April 2007, Anda menerima secara penuh gaji Anda sebesar Rp. 12.000.000,-. Gaji ini Anda gunakan untuk keperluan konsumsi Anda. Pada tanggal 29 Mei 2007 (pas satu hari sebelum Anda menerima gaji berikutnya), saya datang bertanya “Berapa sih sisa gaji Anda yang bisa diinvestasikan untuk bulan ini?
Setelah menerima gaji sebesar Rp. 12.000.000,- pada tanggal 30 April 2007, segeralah transfer uang sebesar Rp. 1.200.000,- ke rekening khusus tabungan. Kalau bisa jangan sampai lebih dari tanggal 5 Mei (jangan lebih dari seminggu). Uang pada rekening khusus tabungan ini tidak boleh digunakan kecuali dalam kondisi darurat. Nah, jadi uang yang boleh dibelanjakan pada bulan itu hanya tinggal Rp. 10.800.000,-. Dengan cara seperti ini, Anda pasti berinvestasi Rp. 1.200.000,- setiap bulannya.
membuat soal sendiri.
Minggu, 06 Maret 2011
Instropeksi Diri / Introspeksi Diri
Tue, 11/12/2007 - 5:28pm — Resa
Suka duka melewati masa hidup kita bercampur dengan berbagai pengalaman hidup, maka tak sekejappun kita meninggalkan diri kita.
hanya kau yang paham sekali akan dirimu sendiri..oleh karena itu kau adalah hakim yang paling baik bagi dirimu sendiri...begitu pula halnya dengan diriku .
Selama semua kegiatan itu berlangsung...pembicaraan antara dirimu sendiri dengan nuranimu yang yang paling bersih dan bening...maka segalanya menjadi terang dan nyata....karena nurani tidak bodoh.....karena diri sendiri tahu apa yang telah terjadi dengan pikiran, hati, perasaan juga jiwa yang ada dalam tubuh kita sendiri....sekalipun mulut mengurainya dalam beraneka ragam kata untuk menutupinya.
Oleh sebab itu hakim utama adalah diri kita sendiri...penilaian tentang seberapa baiknya kemajuan yang telah dicapai adalah mutlak milik diri sendiri.
Ini bisa saja didasarkan pada Kepercayaan religius yang kita anut..akan kecerdasan diri daripada sekedar percaya diri..yang bisa menjadi sangat egois karena satu prinsip yang mutlak....mengenali diri kita sendiri....siapakah kita dan apakah kita ini sebenarnya....hanya kita sendiri yang mengenalinya.
Demikianlah Sang Waktu jadi mempunyai arti...karena ia turut bersama alunan nafas kita untuk mengenali diri kita .
Sebuah janji telah diberikan pada Sang Waktu....
akan ada sebuah bintang bersinar dilangit,sebagai petunjuk arah...bagi para nelayan dilautan yang luas...agar ia tidak tersesat ditelan gelombang dan angin badai...agar kapalnya bisa berlabuh di dermaga..kembali pulang.
demikian saya berjanji pada sang waktu.
http://organisasi.org/instropeksi-diri-introspeksi-diri
Suka duka melewati masa hidup kita bercampur dengan berbagai pengalaman hidup, maka tak sekejappun kita meninggalkan diri kita.
hanya kau yang paham sekali akan dirimu sendiri..oleh karena itu kau adalah hakim yang paling baik bagi dirimu sendiri...begitu pula halnya dengan diriku .
Selama semua kegiatan itu berlangsung...pembicaraan antara dirimu sendiri dengan nuranimu yang yang paling bersih dan bening...maka segalanya menjadi terang dan nyata....karena nurani tidak bodoh.....karena diri sendiri tahu apa yang telah terjadi dengan pikiran, hati, perasaan juga jiwa yang ada dalam tubuh kita sendiri....sekalipun mulut mengurainya dalam beraneka ragam kata untuk menutupinya.
Oleh sebab itu hakim utama adalah diri kita sendiri...penilaian tentang seberapa baiknya kemajuan yang telah dicapai adalah mutlak milik diri sendiri.
Ini bisa saja didasarkan pada Kepercayaan religius yang kita anut..akan kecerdasan diri daripada sekedar percaya diri..yang bisa menjadi sangat egois karena satu prinsip yang mutlak....mengenali diri kita sendiri....siapakah kita dan apakah kita ini sebenarnya....hanya kita sendiri yang mengenalinya.
Demikianlah Sang Waktu jadi mempunyai arti...karena ia turut bersama alunan nafas kita untuk mengenali diri kita .
Sebuah janji telah diberikan pada Sang Waktu....
akan ada sebuah bintang bersinar dilangit,sebagai petunjuk arah...bagi para nelayan dilautan yang luas...agar ia tidak tersesat ditelan gelombang dan angin badai...agar kapalnya bisa berlabuh di dermaga..kembali pulang.
demikian saya berjanji pada sang waktu.
http://organisasi.org/instropeksi-diri-introspeksi-diri
Tips Cara Belajar Komputer Sendiri Dengan Media Internet Gratis Versi Bahasa Indonesia Dan Inggris
Fri, 09/11/2007 - 6:48pm — s73nly
Hallo semua. Artikel ini saya buat untuk membantu orang2 yang malu bertanya soal komputer ataupun yang ingin belajar sendiri memahami komputer. Kalaupun ada yang sudah tahu atau sering mempergunakan ini biarlah artikel ini menjadi pengingat.
Sebenarnya ada beberapa bahkan banyak situs yang menyediakan informasi tentang komputer. Namun kadangkala kita menghiraukannya ataupun karena memang kita belum tahu. Berikut ini adalah beberapa situs yang memuat banyak sekali info berguna bahkan tips dan trik di dunia komputer. Untuk bahasa indonesia, kalian bisa bermain main di :
* ketok.com
* ilmu komputer
* jasakom.com
Sedangkan utk yang bisa english, kalian bisa mencoba masuk ke situs berikut :
* newestech.com
* everythingcomputers.com
Saya harap link tadi bisa bermanfaat utk mengembangkan pengetahuan komputer di tanah air.
http://organisasi.org/tips-cara-belajar-komputer-sendiri-dengan-media-internet-gratis-versi-bahasa-indonesia-dan-inggris
Hallo semua. Artikel ini saya buat untuk membantu orang2 yang malu bertanya soal komputer ataupun yang ingin belajar sendiri memahami komputer. Kalaupun ada yang sudah tahu atau sering mempergunakan ini biarlah artikel ini menjadi pengingat.
Sebenarnya ada beberapa bahkan banyak situs yang menyediakan informasi tentang komputer. Namun kadangkala kita menghiraukannya ataupun karena memang kita belum tahu. Berikut ini adalah beberapa situs yang memuat banyak sekali info berguna bahkan tips dan trik di dunia komputer. Untuk bahasa indonesia, kalian bisa bermain main di :
* ketok.com
* ilmu komputer
* jasakom.com
Sedangkan utk yang bisa english, kalian bisa mencoba masuk ke situs berikut :
* newestech.com
* everythingcomputers.com
Saya harap link tadi bisa bermanfaat utk mengembangkan pengetahuan komputer di tanah air.
http://organisasi.org/tips-cara-belajar-komputer-sendiri-dengan-media-internet-gratis-versi-bahasa-indonesia-dan-inggris
Tips/Cara Mendapatkan Dan Mencari Pacar & Jodoh Idaman - Panduan PDKT / Pendekatan Ke Cewek/Cowok Yang Baik
Tue, 05/06/2007 - 12:01am — godam64
1. Menjadi diri sendiri
Hindari berpura-pura menjadi orang lain yang anda anggap akan disukai oleh orang yang anda sukai. Menjadi orang lain untuk menjaga image atau jaim tidak selamanya menyenangkan karena mungkin akan menyiksa batin anda. :Selain itu jika pasangan mengetahui sifat kita yang sebenarknya mungkin bisa membuatnya ilfil dan kecewa berat.
Jika tujuannya adalah untuk menjaga penampilah maka sah-sah saja. Contohnya seperti memakai parfum untuk menutupi bau badan, memakai rexona untuk menghilangkan burket dan basket, dan lain sebagainya.
2. Menjadi orang yang menyenangkan pasangan
Sebisa mungkin kita berkomunikasi dengan pasangan secara seimbang dua arah. Baik si cewe maupun si cowo harus bisa menjadi lawan bicara yang seirama dan dapat membuat yang lain menjadi nyaman, terhibur serta tidak membosankan. Hindari gugup yang berlebihan karena gugup yang terlalu berlarut-larut dapat merusak komunikasi yang ada.
Pelajari apa yang disukai oleh pasangan. Hidari hal-hal yang tidak disukai oleh orang yang kita sukai dan berusaha melakukan apa yang disukai disesuaikan dengan batas kemampuan kita.
3. Menjadi orang baik
Siapa sih yang tidak suka dengan orang yang baik? Hanya segelintir cewek atau cowok saja yang senang dengan penjahat. Sifat baik yang dimaksud antara lain adalah jujur, setia, pengertian, suka menabung, sopan, rendah diri, tidak pelit, suka membantu, tidak merokok, tidak menggunakan narkoba, rajin beribadah, berorientasi jangka panjang, menghindari zina dan lain sebagainya.
Memiliki sifat yang tidak pemarah, sabar, bertanggungjawab, setia dan pengertian adalah sifat yang paling disukai. Bila anda belum memilikinya maka segera belajar untuk merubah sikap / sifat anda untuk menjadi lebih baik di mata orang lain tidak hanya di mata si do'i.
4. Memiliki modal yang cukup
Modal dalam hal ini tidak selamanya harus berbentuk uang atau materi. Modal sifat baik, tekat yang kuat serta keseriusan yang tinggi terkadang dapat mengalahkan harta dan materi. Selama sang pujaan hati merasa nyaman itu merupakan modah yang cukup kuat.
Uang dan materi jangan dijadikan hal yang berlebihan karena jangan sampai anda mendapatkan orang yang meterialistis sebagai pacar atau jodoh pasangan hidup anda. Buatlah materi yang anda miliki sebagai alat untuk melancarkan aktivitas pdkt anda.
Manage dengan baik setiap pos-pos pengeluaran jangan sampai kita menjadi terlihat pelit atau terlalu menghamburkan uang. Siapkan dana untuk nonton ke bioskop, pergi belanja bulanan kebutuhan sehari-hari, pulsa telepon hp serta sms, makan bareng, dan lain sebagainya.
5. Didukung oleh lingkungan
Keluarga, teman dan tetangga yang baik tentu akan menjadi nilai plus buat anda. Jika anda merasa lingkungan anda belum atau kurang mendukung, sebaiknya anda lakukan bina lingkungan untuk menjadi lebih baik sehingga dapat menunjang aktifikas pendekatan dengan kekasih hati.
6. Konsisten dan konsentrasi tinggi
Jangan mudah terpengeruh oleh godaan dan perkataan orang lain. Yakinlah bahwa si dia adalah pacar atau jodoh yang tepat bagi anda, namun anda juga harus mempelajari doi dengan baik agar kelak tidak merasa salah memilih pasangan. Hubungi doi setiap hari di waktu senggang untuk menjadi komunikasi dua arah yang lancar yang baik dengna membahas hal-hal yang disukai kedua belah pihak dengan sisipan humor untuk menghangatkan suasana.
Berikan sang tambatan hari waktu, tenaga, pikiran dan perasaan anda sepenuhnya agar si dia merasa dihargai. Buat rencana ke depan uantuk membina hubungan yang lebih jauh. Ajaklah si dia berdiskusi dengan anda mengenai masa depan nanti untuk melihat seberapa serius dia dengan anda.
Selamat Mencoba dan Terima Kasih
http://organisasi.org/tips-cara-mendapatkan-dan-mencari-pacar-jodoh-idaman-panduan-pdkt-pendekatan-ke-cewek-cowok-yang-baik
1. Menjadi diri sendiri
Hindari berpura-pura menjadi orang lain yang anda anggap akan disukai oleh orang yang anda sukai. Menjadi orang lain untuk menjaga image atau jaim tidak selamanya menyenangkan karena mungkin akan menyiksa batin anda. :Selain itu jika pasangan mengetahui sifat kita yang sebenarknya mungkin bisa membuatnya ilfil dan kecewa berat.
Jika tujuannya adalah untuk menjaga penampilah maka sah-sah saja. Contohnya seperti memakai parfum untuk menutupi bau badan, memakai rexona untuk menghilangkan burket dan basket, dan lain sebagainya.
2. Menjadi orang yang menyenangkan pasangan
Sebisa mungkin kita berkomunikasi dengan pasangan secara seimbang dua arah. Baik si cewe maupun si cowo harus bisa menjadi lawan bicara yang seirama dan dapat membuat yang lain menjadi nyaman, terhibur serta tidak membosankan. Hindari gugup yang berlebihan karena gugup yang terlalu berlarut-larut dapat merusak komunikasi yang ada.
Pelajari apa yang disukai oleh pasangan. Hidari hal-hal yang tidak disukai oleh orang yang kita sukai dan berusaha melakukan apa yang disukai disesuaikan dengan batas kemampuan kita.
3. Menjadi orang baik
Siapa sih yang tidak suka dengan orang yang baik? Hanya segelintir cewek atau cowok saja yang senang dengan penjahat. Sifat baik yang dimaksud antara lain adalah jujur, setia, pengertian, suka menabung, sopan, rendah diri, tidak pelit, suka membantu, tidak merokok, tidak menggunakan narkoba, rajin beribadah, berorientasi jangka panjang, menghindari zina dan lain sebagainya.
Memiliki sifat yang tidak pemarah, sabar, bertanggungjawab, setia dan pengertian adalah sifat yang paling disukai. Bila anda belum memilikinya maka segera belajar untuk merubah sikap / sifat anda untuk menjadi lebih baik di mata orang lain tidak hanya di mata si do'i.
4. Memiliki modal yang cukup
Modal dalam hal ini tidak selamanya harus berbentuk uang atau materi. Modal sifat baik, tekat yang kuat serta keseriusan yang tinggi terkadang dapat mengalahkan harta dan materi. Selama sang pujaan hati merasa nyaman itu merupakan modah yang cukup kuat.
Uang dan materi jangan dijadikan hal yang berlebihan karena jangan sampai anda mendapatkan orang yang meterialistis sebagai pacar atau jodoh pasangan hidup anda. Buatlah materi yang anda miliki sebagai alat untuk melancarkan aktivitas pdkt anda.
Manage dengan baik setiap pos-pos pengeluaran jangan sampai kita menjadi terlihat pelit atau terlalu menghamburkan uang. Siapkan dana untuk nonton ke bioskop, pergi belanja bulanan kebutuhan sehari-hari, pulsa telepon hp serta sms, makan bareng, dan lain sebagainya.
5. Didukung oleh lingkungan
Keluarga, teman dan tetangga yang baik tentu akan menjadi nilai plus buat anda. Jika anda merasa lingkungan anda belum atau kurang mendukung, sebaiknya anda lakukan bina lingkungan untuk menjadi lebih baik sehingga dapat menunjang aktifikas pendekatan dengan kekasih hati.
6. Konsisten dan konsentrasi tinggi
Jangan mudah terpengeruh oleh godaan dan perkataan orang lain. Yakinlah bahwa si dia adalah pacar atau jodoh yang tepat bagi anda, namun anda juga harus mempelajari doi dengan baik agar kelak tidak merasa salah memilih pasangan. Hubungi doi setiap hari di waktu senggang untuk menjadi komunikasi dua arah yang lancar yang baik dengna membahas hal-hal yang disukai kedua belah pihak dengan sisipan humor untuk menghangatkan suasana.
Berikan sang tambatan hari waktu, tenaga, pikiran dan perasaan anda sepenuhnya agar si dia merasa dihargai. Buat rencana ke depan uantuk membina hubungan yang lebih jauh. Ajaklah si dia berdiskusi dengan anda mengenai masa depan nanti untuk melihat seberapa serius dia dengan anda.
Selamat Mencoba dan Terima Kasih
http://organisasi.org/tips-cara-mendapatkan-dan-mencari-pacar-jodoh-idaman-panduan-pdkt-pendekatan-ke-cewek-cowok-yang-baik
Tips Dan Trik Cara Belajar Yang Baik Untuk Ujian / Ulangan Pelajaran Sekolah Bagi Siswa SD, SMP, SMA Serta Mahasiswa
Sun, 06/05/2007 - 10:48pm — godam64
Belajar merupakan hal yang wajib dilakukan oleh para pelajar dan mahasiswa. Belajar pada umumnya dilakukan di sekolah ketika jam pelajaran berlangsung dibimbing oleh Bapak atau Ibu Guru. Belajar yang baik juga dilakukan di rumah baik dengan maupun tanpa pr / pekerjaan rumah. Belajar yang dilakukan secara terburu-buru akibat dikejar-kejar waktu memiliki dampak yang tidak baik.
Berikut ini adalah tips dan triks yang dapat menjadi masukan berharga dalam mempersiapkan diri dalam menghadapi ulangan atau ujian :
1. Belajar Kelompok
Belajar kelompok dapat menjadi kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan karena ditemani oleh teman dan berada di rumah sendiri sehingga dapat lebih santai. Namun sebaiknya tetap didampingi oleh orang dewasa seperti kakak, paman, bibi atau orang tua agar belajar tidak berubah menjadi bermain. Belajar kelompok ada baiknya mengajak teman yang pandai dan rajin belajar agar yang tidak pandai jadi ketularan pintar. Dalam belajar kelompok kegiatannya adalah membahas pelajaran yang belum dipahami oleh semua atau sebagian kelompok belajar baik yang sudah dijelaskan guru maupun belum dijelaskan guru.
2. Rajin Membuat Catatan Intisari Pelajaran
Bagian-bagian penting dari pelajaran sebaiknya dibuat catatan di kertas atau buku kecil yang dapat dibawa kemana-mana sehingga dapat dibaca di mana pun kita berada. Namun catatan tersebut jangan dijadikan media mencontek karena dapat merugikan kita sendiri.
3. Membuat Perencanaan Yang Baik
Untuk mencapai suatu tujuan biasanya diiringi oleh rencana yang baik. Oleh karena itu ada baiknya kita membuat rencana belajar dan rencana pencapaian nilai untuk mengetahui apakah kegiatan belajar yang kita lakukan telah maksimal atau perlu ditingkatkan. Sesuaikan target pencapaian dengan kemampuan yang kita miliki. Jangan menargetkan yang yang nomor satu jika saat ini kita masih di luar 10 besar di kelas. Buat rencana belajar yang diprioritaskan pada mata pelajaran yang lemah. Buatlah jadwal belajar yang baik.
4. Disiplin Dalam Belajar
Apabila kita telah membuat jadwal belajar maka harus dijalankan dengan baik. Contohnya seperti belajar tepat waktu dan serius tidak sambil main-main dengan konsentrasi penuh. Jika waktu makan, mandi, ibadah, dan sebagainya telah tiba maka jangan ditunda-tunda lagi. Lanjutkan belajar setelah melakukan kegiatan tersebut jika waktu belajar belum usai. Bermain dengan teman atau game dapat merusak konsentrasi belajar. Sebaiknya kegiatan bermain juga dijadwalkan dengan waktu yang cukup panjang namun tidak melelahkan jika dilakukan sebelum waktu belajar. Jika bermain video game sebaiknya pilih game yang mendidik dan tidak menimbulkan rasa penasaran yang tinggi ataupun rasa kekesalan yang tinggi jika kalah.
5. Menjadi Aktif Bertanya dan Ditanya
Jika ada hal yang belum jelas, maka tanyakan kepada guru, teman atau orang tua. Jika kita bertanya biasanya kita akan ingat jawabannya. Jika bertanya, bertanyalah secukupnya dan jangan bersifat menguji orang yang kita tanya. Tawarkanlah pada teman untuk bertanya kepada kita hal-hal yang belum dia pahami. Semakin banyak ditanya maka kita dapat semakin ingat dengan jawaban dan apabila kita juga tidak tahu jawaban yang benar, maka kita dapat membahasnya bersama-sama dengan teman. Selain itu
6. Belajar Dengan Serius dan Tekun
Ketika belajar di kelas dengarkan dan catat apa yang guru jelaskan. Catat yang penting karena bisa saja hal tersebut tidak ada di buku dan nanti akan keluar saat ulangan atau ujian. Ketika waktu luang baca kembali catatan yang telah dibuat tadi dan hapalkan sambil dimengerti. Jika kita sudah merasa mantap dengan suatu pelajaran maka ujilah diri sendiri dengan soal-soal. Setelah soal dikerjakan periksa jawaban dengan kunci jawaban. Pelajari kembali soal-soal yang salah dijawab.
7. Hindari Belajar Berlebihan
Jika waktu ujian atau ulangan sudah dekat biasanya kita akan panik jika belum siap. Jalan pintas yang sering dilakukan oleh pelajar yang belum siap adalah dengan belajar hingga larut malam / begadang atau membuat contekan. Sebaiknya ketika akan ujian tetap tidur tepat waktu karena jika bergadang semalaman akan membawa dampak yang buruk bagi kesehatan, terutama bagi anak-anak.
8. Jujur Dalam Mengerjakan Ulangan Dan Ujian
Hindari mencontek ketika sedang mengerjakan soal ulangan atau ujian. Mencontek dapat membuat sifat kita curang dan pembohong. Kebohongan bagaimanapun juga tidak dapat ditutup-tutupi terus-menerus dan cenderung untuk melakukan kebohongan selanjutnya untuk menutupi kebohongan selanjutnya. Anggaplah dengan nyontek pasti akan ketahuan guru dan memiliki masa depan sebagai penjahat apabila kita melakukan kecurangan.
Semoga tips cara belajar yang benar ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua, amin.
http://organisasi.org/tips-dan-trik-cara-belajar-yang-baik-untuk-ujian-ulangan-pelajaran-sekolah-bagi-siswa-sd-smp-sma-serta-mahasiswa
Belajar merupakan hal yang wajib dilakukan oleh para pelajar dan mahasiswa. Belajar pada umumnya dilakukan di sekolah ketika jam pelajaran berlangsung dibimbing oleh Bapak atau Ibu Guru. Belajar yang baik juga dilakukan di rumah baik dengan maupun tanpa pr / pekerjaan rumah. Belajar yang dilakukan secara terburu-buru akibat dikejar-kejar waktu memiliki dampak yang tidak baik.
Berikut ini adalah tips dan triks yang dapat menjadi masukan berharga dalam mempersiapkan diri dalam menghadapi ulangan atau ujian :
1. Belajar Kelompok
Belajar kelompok dapat menjadi kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan karena ditemani oleh teman dan berada di rumah sendiri sehingga dapat lebih santai. Namun sebaiknya tetap didampingi oleh orang dewasa seperti kakak, paman, bibi atau orang tua agar belajar tidak berubah menjadi bermain. Belajar kelompok ada baiknya mengajak teman yang pandai dan rajin belajar agar yang tidak pandai jadi ketularan pintar. Dalam belajar kelompok kegiatannya adalah membahas pelajaran yang belum dipahami oleh semua atau sebagian kelompok belajar baik yang sudah dijelaskan guru maupun belum dijelaskan guru.
2. Rajin Membuat Catatan Intisari Pelajaran
Bagian-bagian penting dari pelajaran sebaiknya dibuat catatan di kertas atau buku kecil yang dapat dibawa kemana-mana sehingga dapat dibaca di mana pun kita berada. Namun catatan tersebut jangan dijadikan media mencontek karena dapat merugikan kita sendiri.
3. Membuat Perencanaan Yang Baik
Untuk mencapai suatu tujuan biasanya diiringi oleh rencana yang baik. Oleh karena itu ada baiknya kita membuat rencana belajar dan rencana pencapaian nilai untuk mengetahui apakah kegiatan belajar yang kita lakukan telah maksimal atau perlu ditingkatkan. Sesuaikan target pencapaian dengan kemampuan yang kita miliki. Jangan menargetkan yang yang nomor satu jika saat ini kita masih di luar 10 besar di kelas. Buat rencana belajar yang diprioritaskan pada mata pelajaran yang lemah. Buatlah jadwal belajar yang baik.
4. Disiplin Dalam Belajar
Apabila kita telah membuat jadwal belajar maka harus dijalankan dengan baik. Contohnya seperti belajar tepat waktu dan serius tidak sambil main-main dengan konsentrasi penuh. Jika waktu makan, mandi, ibadah, dan sebagainya telah tiba maka jangan ditunda-tunda lagi. Lanjutkan belajar setelah melakukan kegiatan tersebut jika waktu belajar belum usai. Bermain dengan teman atau game dapat merusak konsentrasi belajar. Sebaiknya kegiatan bermain juga dijadwalkan dengan waktu yang cukup panjang namun tidak melelahkan jika dilakukan sebelum waktu belajar. Jika bermain video game sebaiknya pilih game yang mendidik dan tidak menimbulkan rasa penasaran yang tinggi ataupun rasa kekesalan yang tinggi jika kalah.
5. Menjadi Aktif Bertanya dan Ditanya
Jika ada hal yang belum jelas, maka tanyakan kepada guru, teman atau orang tua. Jika kita bertanya biasanya kita akan ingat jawabannya. Jika bertanya, bertanyalah secukupnya dan jangan bersifat menguji orang yang kita tanya. Tawarkanlah pada teman untuk bertanya kepada kita hal-hal yang belum dia pahami. Semakin banyak ditanya maka kita dapat semakin ingat dengan jawaban dan apabila kita juga tidak tahu jawaban yang benar, maka kita dapat membahasnya bersama-sama dengan teman. Selain itu
6. Belajar Dengan Serius dan Tekun
Ketika belajar di kelas dengarkan dan catat apa yang guru jelaskan. Catat yang penting karena bisa saja hal tersebut tidak ada di buku dan nanti akan keluar saat ulangan atau ujian. Ketika waktu luang baca kembali catatan yang telah dibuat tadi dan hapalkan sambil dimengerti. Jika kita sudah merasa mantap dengan suatu pelajaran maka ujilah diri sendiri dengan soal-soal. Setelah soal dikerjakan periksa jawaban dengan kunci jawaban. Pelajari kembali soal-soal yang salah dijawab.
7. Hindari Belajar Berlebihan
Jika waktu ujian atau ulangan sudah dekat biasanya kita akan panik jika belum siap. Jalan pintas yang sering dilakukan oleh pelajar yang belum siap adalah dengan belajar hingga larut malam / begadang atau membuat contekan. Sebaiknya ketika akan ujian tetap tidur tepat waktu karena jika bergadang semalaman akan membawa dampak yang buruk bagi kesehatan, terutama bagi anak-anak.
8. Jujur Dalam Mengerjakan Ulangan Dan Ujian
Hindari mencontek ketika sedang mengerjakan soal ulangan atau ujian. Mencontek dapat membuat sifat kita curang dan pembohong. Kebohongan bagaimanapun juga tidak dapat ditutup-tutupi terus-menerus dan cenderung untuk melakukan kebohongan selanjutnya untuk menutupi kebohongan selanjutnya. Anggaplah dengan nyontek pasti akan ketahuan guru dan memiliki masa depan sebagai penjahat apabila kita melakukan kecurangan.
Semoga tips cara belajar yang benar ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua, amin.
http://organisasi.org/tips-dan-trik-cara-belajar-yang-baik-untuk-ujian-ulangan-pelajaran-sekolah-bagi-siswa-sd-smp-sma-serta-mahasiswa
Kepandaian Seorang Anak Ditentukan Oleh Sang Ibu - Memilih Pasangan Istri Yang Bijak dan Cerdas Untuk Mendapatkan Keturunan Baik
Thu, 14/12/2006 - 7:48pm — Ndhay
Warisi kebijaksanaan dari ibu. Kepandaian seorang anak lelaki bukan bergantung kepada bapaknya tetapi ditentukan oleh ibunya. Begitu kesimpulan dari kenyataan majalah The Lancet bahwa beberapa gen kecerdasan didapati dalam kromosom X yang diwarisi dari Ibu. Bapak pula memberikan kromosom Y yang lebih kecil. Justru itu, apabila mutasi gen yang menyebabkan kecerdasan luar biasa berlaku pada kromosom X, ia tidak dapat dipukul rata oleh gen di kromosom Y. Sebaliknya wanita mempunyai dua kromosom X.
Dengan demikian, sekiranya terdapat mutasi gen, ia boleh diimbangkan oleh gen satu lagi yang normal. Walau bagaimanapun mutasi gen mungkin menghasilkan keputusan yang negatif, dan ini menjelaskan sebab penyakit terencat akal biasa ditemui di kalangan lelaki. Apapun yang dikatakan, jika anda mengimpikan anak lelaki yang cerdas, Nikahilah Wanita Yang Bijak. Bagi lelaki bijak pula, ucapkanlah Terima kasih kepada Ibu anda karena mewariskan Gen Kecerdasan kepada Anda
http://organisasi.org/kepandaian_seorang_anak_ditentukan_oleh_sang_ibu_memilih_pasangan_istri_yang_bijak_dan_cerdas_untuk_mendapatkan_keturunan_baik
Warisi kebijaksanaan dari ibu. Kepandaian seorang anak lelaki bukan bergantung kepada bapaknya tetapi ditentukan oleh ibunya. Begitu kesimpulan dari kenyataan majalah The Lancet bahwa beberapa gen kecerdasan didapati dalam kromosom X yang diwarisi dari Ibu. Bapak pula memberikan kromosom Y yang lebih kecil. Justru itu, apabila mutasi gen yang menyebabkan kecerdasan luar biasa berlaku pada kromosom X, ia tidak dapat dipukul rata oleh gen di kromosom Y. Sebaliknya wanita mempunyai dua kromosom X.
Dengan demikian, sekiranya terdapat mutasi gen, ia boleh diimbangkan oleh gen satu lagi yang normal. Walau bagaimanapun mutasi gen mungkin menghasilkan keputusan yang negatif, dan ini menjelaskan sebab penyakit terencat akal biasa ditemui di kalangan lelaki. Apapun yang dikatakan, jika anda mengimpikan anak lelaki yang cerdas, Nikahilah Wanita Yang Bijak. Bagi lelaki bijak pula, ucapkanlah Terima kasih kepada Ibu anda karena mewariskan Gen Kecerdasan kepada Anda
http://organisasi.org/kepandaian_seorang_anak_ditentukan_oleh_sang_ibu_memilih_pasangan_istri_yang_bijak_dan_cerdas_untuk_mendapatkan_keturunan_baik
Belajarlah Pada Angin Bagaimana Menerbangkan Debu.
Fri, 13/10/2006 - 10:54am — tirtanirmala
Ditulis oleh: Tirtanirmala
Memperhatikan angin yang setiap hari kita rasakan, tiba kita pada pemahaman tentang cara kerjanya. Dia akan selalu bergerak dari tekanan tinggi menuju tekanan rendah, yang kadang akan dipengaruhi oleh faktor ketinggian tempat. Banyak faedah angin yang bisa kita rasakan dalam keseharian di kehidupan kita. Disamping bisa memberikan kesejukan pada saat kita kepanasan, angin adalah salah satu pembawa oksigen yang dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk melakukan aktifitas kehidupan termasuk kita manusia.
Salah satu yang bisa kita pelajari dari keberadaan angin itu sendiri adalah bagaimana dia seperti layaknya tukang sapu bekerja menerbangkan debu-debu yang ada disekitar kita. Hasilnya seperti yang kita lihat dalam keseharian, tempat yang penuh debu itupun perlahan mulai kelihatan membersih. Sungguh suatu hal yang rumit jika kita pelajari dan uraikan, namun manusia akan selalu tertarik untuk mempelajari serta mengkaji sesuatu yang menurut mereka merupakan suatu fenomena atau gejala untuk bisa dimengerti demi kepentingan ilmu pengetahuan dan dirinya sendiri. Dan dengan keberadaan ilmu pasti-fisika-manusia belajar bagaimana memahaminya.
Sepintas lalu kalau diamati, setitik debu mempunyai berat yang sangat ringan, namun tidak lebih berat dari angin. Tidak seperti oksigen yang memang mempunyai berat yang lebih kecil dari angin sehingga secara otomatis oksigen akan selalu terbawa kemana angin bergerak. Itu berarti dibutuhkan suatu energi yang dipunyai oleh angin untuk menerbangkan debu tersebut. Darimanakah datangnya energi itu?, menurut kajian ilmu fisika energi bisa ditimbulkan oleh sebuah benda karena letaknya dan atau karena kecepatannya. Maka jelas sekali bahwa angin akan selalu mempunyai energi yang timbul karena geraknya. Seberapa besar energi yang ditimbulkan?, itu bergantung dari besar kecilnya kecepatan angin yang bergerak pada saat itu. Ada banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya adalah suhu dan tekanan yang terjadi pada saat itu. Semakin besar kecepatannya semakin besar energinya yang akan berpengaruh pada kekuatan yang ditimbulkan. Besarnya kekuatan angin tersebut bisa kita lihat pada dampak atau hasil kerjanya misalnya angin dalam bentuk besar-yang biasa kita sebut badai-bisa menumbangkan pohon atau bahkan bisa membuat sebuah kapal terdampar, dan lain sebagainya. Dengan contoh dampak di atas, kita bias mengukur berapa besarnya kekuatan angin yang terjadi tentunya dengan bantuan alat ukur bikinan manusia.
Setitik debu akan mudah untuk dibersihkan oleh kita, namun bila tidak ada lagi yang peduli, maka debu itu semakin lama akan semakin menumpuk dan tentunya akan memberikan pekerjaan rumah pada kita semua. Belajar pada angin bagaimana dia menerbangkan debu setiap harinya, manusiapun tanpa sadar membuat tatanan nilai dengan menjaga kebersihan rumahnya setiap hari. Setiap hari akan selalu ada debu yang dating ke tempat kita dan akan selalu ada yang pergi baik yang sengaja dibersihkan atau dengan bantuan angin. Tanpa kita sadari angin telah banyak membantu kita untuk membersihkan debu dalam keseharian kita. Tanpa pula kita sadari sudah berapa banyak debu yang sudah ia terbangkan, membantu membersihkan tempat kita dari kotoran yang ada dan yang akan ditimbulkan tanpa pernah mengeluh dan meminta imbalan pada kita semua. Begitu banyak rahmat disekitar kita, sudahkah kita memperhatikannya?.
http://organisasi.org/belajar_pada_angin_bagaimana_menerbangkan_debu_artikel_ditulis_oleh_tirtanirmala
Ditulis oleh: Tirtanirmala
Memperhatikan angin yang setiap hari kita rasakan, tiba kita pada pemahaman tentang cara kerjanya. Dia akan selalu bergerak dari tekanan tinggi menuju tekanan rendah, yang kadang akan dipengaruhi oleh faktor ketinggian tempat. Banyak faedah angin yang bisa kita rasakan dalam keseharian di kehidupan kita. Disamping bisa memberikan kesejukan pada saat kita kepanasan, angin adalah salah satu pembawa oksigen yang dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk melakukan aktifitas kehidupan termasuk kita manusia.
Salah satu yang bisa kita pelajari dari keberadaan angin itu sendiri adalah bagaimana dia seperti layaknya tukang sapu bekerja menerbangkan debu-debu yang ada disekitar kita. Hasilnya seperti yang kita lihat dalam keseharian, tempat yang penuh debu itupun perlahan mulai kelihatan membersih. Sungguh suatu hal yang rumit jika kita pelajari dan uraikan, namun manusia akan selalu tertarik untuk mempelajari serta mengkaji sesuatu yang menurut mereka merupakan suatu fenomena atau gejala untuk bisa dimengerti demi kepentingan ilmu pengetahuan dan dirinya sendiri. Dan dengan keberadaan ilmu pasti-fisika-manusia belajar bagaimana memahaminya.
Sepintas lalu kalau diamati, setitik debu mempunyai berat yang sangat ringan, namun tidak lebih berat dari angin. Tidak seperti oksigen yang memang mempunyai berat yang lebih kecil dari angin sehingga secara otomatis oksigen akan selalu terbawa kemana angin bergerak. Itu berarti dibutuhkan suatu energi yang dipunyai oleh angin untuk menerbangkan debu tersebut. Darimanakah datangnya energi itu?, menurut kajian ilmu fisika energi bisa ditimbulkan oleh sebuah benda karena letaknya dan atau karena kecepatannya. Maka jelas sekali bahwa angin akan selalu mempunyai energi yang timbul karena geraknya. Seberapa besar energi yang ditimbulkan?, itu bergantung dari besar kecilnya kecepatan angin yang bergerak pada saat itu. Ada banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya adalah suhu dan tekanan yang terjadi pada saat itu. Semakin besar kecepatannya semakin besar energinya yang akan berpengaruh pada kekuatan yang ditimbulkan. Besarnya kekuatan angin tersebut bisa kita lihat pada dampak atau hasil kerjanya misalnya angin dalam bentuk besar-yang biasa kita sebut badai-bisa menumbangkan pohon atau bahkan bisa membuat sebuah kapal terdampar, dan lain sebagainya. Dengan contoh dampak di atas, kita bias mengukur berapa besarnya kekuatan angin yang terjadi tentunya dengan bantuan alat ukur bikinan manusia.
Setitik debu akan mudah untuk dibersihkan oleh kita, namun bila tidak ada lagi yang peduli, maka debu itu semakin lama akan semakin menumpuk dan tentunya akan memberikan pekerjaan rumah pada kita semua. Belajar pada angin bagaimana dia menerbangkan debu setiap harinya, manusiapun tanpa sadar membuat tatanan nilai dengan menjaga kebersihan rumahnya setiap hari. Setiap hari akan selalu ada debu yang dating ke tempat kita dan akan selalu ada yang pergi baik yang sengaja dibersihkan atau dengan bantuan angin. Tanpa kita sadari angin telah banyak membantu kita untuk membersihkan debu dalam keseharian kita. Tanpa pula kita sadari sudah berapa banyak debu yang sudah ia terbangkan, membantu membersihkan tempat kita dari kotoran yang ada dan yang akan ditimbulkan tanpa pernah mengeluh dan meminta imbalan pada kita semua. Begitu banyak rahmat disekitar kita, sudahkah kita memperhatikannya?.
http://organisasi.org/belajar_pada_angin_bagaimana_menerbangkan_debu_artikel_ditulis_oleh_tirtanirmala
Vitamin Baru Agar Tetap Semangat Melakukan Aktifitas Di Kampus
Gw nemu vitamin baru yang bisa bikin semua orang yang lagi jengah ato lagi BT sama rutinitas semangat lagi. Caranya adalah :
1. Pergilah melanglang buana menuju fakultas-fakultas lain di UI... Kenapa gw bilang itu vitamin? Karena dulu gw pernah jalan2 ke fakultas lain selain FIB... maaf ya, tapi tuh kampus jelek banget kalo dibandingin FIB, mana ruang SMnya kuecil buanget! Jadi kalo gw udah mulai BT di Sm, gw ngebayangin fakultas itu dan lama-lama gw bakal amat sangat bersyukur bisa kuliah di FIB, bisa nikmatin ruang SM yang asoy geboy gedebuk enjoy itu, wah.. pokoknya kalo udah bersyukur semua jadi gampang lah! Gampil!
2. Trus vitamin kedua adalah, kenalan lah sama orang2 yang punya pengaruh di UI tercinta ini... Kenapa? Karena kalo lo temenan sama orang2 penting, lo akan merasa diri lo ikutan jadi orang penting, hasilnya... Lo bakal merasa semua masalah itu kecil! gak berbobot sama sekali buat dikerjain sama orang sekaliber lo! Jadi kalo udah nganggep semua itu nggak berarti, lo bakal lebih santai dan kerjaan lo bakal lebih bagus, walo lo nggak pernah ngira bisa ngerjain tugas sekeren itu!
3. Vitamin ke tiga: Cari gebetan kemana pun lo pergi. Misal, kalo lo mo ke FH, lo udah punya stock buat diliatin, dari pada lo sibuk nyari2 dulu! Mending tabung aja, kan? Trus kalo lo punya tugas di tempat lain slain di fakultas lo, gebet juga cowo/cewe keren di sana... Dijamin asik!!!
Pokoknya selamat mencoba... Oke???
http://organisasi.org/vitamin_baru_agar_tetap_semangat_melakukan_aktifitas_di_kampus
Sun, 07/05/2006 - 12:28pm — meymey
1. Pergilah melanglang buana menuju fakultas-fakultas lain di UI... Kenapa gw bilang itu vitamin? Karena dulu gw pernah jalan2 ke fakultas lain selain FIB... maaf ya, tapi tuh kampus jelek banget kalo dibandingin FIB, mana ruang SMnya kuecil buanget! Jadi kalo gw udah mulai BT di Sm, gw ngebayangin fakultas itu dan lama-lama gw bakal amat sangat bersyukur bisa kuliah di FIB, bisa nikmatin ruang SM yang asoy geboy gedebuk enjoy itu, wah.. pokoknya kalo udah bersyukur semua jadi gampang lah! Gampil!
2. Trus vitamin kedua adalah, kenalan lah sama orang2 yang punya pengaruh di UI tercinta ini... Kenapa? Karena kalo lo temenan sama orang2 penting, lo akan merasa diri lo ikutan jadi orang penting, hasilnya... Lo bakal merasa semua masalah itu kecil! gak berbobot sama sekali buat dikerjain sama orang sekaliber lo! Jadi kalo udah nganggep semua itu nggak berarti, lo bakal lebih santai dan kerjaan lo bakal lebih bagus, walo lo nggak pernah ngira bisa ngerjain tugas sekeren itu!
3. Vitamin ke tiga: Cari gebetan kemana pun lo pergi. Misal, kalo lo mo ke FH, lo udah punya stock buat diliatin, dari pada lo sibuk nyari2 dulu! Mending tabung aja, kan? Trus kalo lo punya tugas di tempat lain slain di fakultas lo, gebet juga cowo/cewe keren di sana... Dijamin asik!!!
Pokoknya selamat mencoba... Oke???
http://organisasi.org/vitamin_baru_agar_tetap_semangat_melakukan_aktifitas_di_kampus
Sun, 07/05/2006 - 12:28pm — meymey
Teknologi Informasi dan Organisasi Masyarakat Sipil di Indonesia
• Pengantar
Secara umum, studi ini terletak dalam gagasan mengenai ‘studi inovasi’ dan ‘teknologi dan perubahan sosial’. Secara khusus, studi ini mempelajari bagaimana kelompok/organisasi masyarakat sipil (selanjutnya demi hemat kata, disingkat CSO, civil society organisation) menggunakan teknologi informasi, khususnya yang termediasi oleh komputer dan melalui internet (internet-based CMC), untuk mencapai misi dan tujuannya melakukan perubahan sosial.
Mengapa CSO? CSO seringkali dicampuradukkan dengan NGO atau Ornop, yaitu subset yang paling nampak dari CSO. Namun demikian secara konseptual CSO lebih luas dari Ornop karena ia juga mencakup kelompok-kelompok komunitas, lembaga penelitian atau think-tank, media dan serikat buruh serta petani (Ibrahim, et al., 2003). Mengapa teknologi komunikasi via Internet? Sejak muncul dan berkembangnya internet, berbagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya terjadi melalui mediasi teknologi ini. Komunikasi termediasikan internet telah memungkinkan terjadinya perubahan dan pengaruh terhadap identitas, relasi dan komunitas (Thurlow, et al., 2004). Mengapa Indonesia? Tak hanya karena Indonesia mengalami perubahan sosial yang luarbiasa yaitu transisi menuju demokrasi (Bird, 1999), namun terutama karena transformasi semacam itu tak mungkin terjadi jika tidak ada keterlibatan yang kuat dari berbagai CSO di Indonesia (Uhlin, 2000).
Kini, dalam tahap lanjut proses transisi demokrasi tersebut, keterlibatan dan pengaruh CSO dalam penentuan kebijakan dan pengambilan keputusan publik makin hari makin meningkat. Demikian juga seiring waktu, perkembangan teknologi komunikasi melalui internet dan pemanfaatannya juga makin pesat dan meluas dan infrastrukturnya makin luas tersedia. Maka, sementara di satu sisi keduanya dipandang sebagai salah satu faktor penggerak perubahan sosial, di sisi lain, studi selama ini menunjukkan bahwa teknologi informasi belum dimanfaatkan secara maksimal untuk mendukung kerja-kerja CSO di berbagai konteks, termasuk di Indonesia.
• Gagasan pokok
Lebih dari dua dasawarsa yang lalu, Benjamin Barber dalam bukunya “Strong Democracy” (1984) sudah melihat kemungkinan digunakannya teknologi informasi dan komunikasi untuk menggerakkan ‘informasi warga’ dan partisipasi politik. Namun, empat belas tahun kemudian, dia memperingatkan adanya kerusakan yang makin meluas dari kualitas pengambilan keputusan secara demokratik yang terjadi dalam biasnya ruang media yang baru ini.
Teknologi komunikasi memang bisa menjadi platform yang memadai untuk menstimulasi partisipasi dan melahirkan berbagai peluang untuk meluaskan ruang pengambilan keputusan yang bisa menembus tertutupnya pintu institusi-institusi politik. Tetapi di sisi lain, teknologi apapun, termasuk dan khususnya internet, juga dibentuk dari pengguna dan penggunaanya (Sey and Castells, 2004: 363). Karena itu, mereka menekankan bahwa, “… pengaruh internet yang sesungguhnya terhadap politik dan kualitas demokrasi harus ditetapkan dan ditemukan dari pengamatan, bukan dinyatakan sebagai keniscayaan.” (ibid.:364, penekanan penulis).
Tujuan utama dari studi ini bukanlah untuk mempertahankan gagasan atau abstraksi mengenai hubungan antara teknologi dan transformasi sosial. Melainkan, untuk mencoba memahaminya melalui sekumpulan contoh –beberapa positif dan beberapa negatif—keadaan dan prasyarat di mana, dan bagaimana caranya, potensi hubungan ini terwujud.
•Pertanyaan pokok
Pertanyaan pokok yang diajukan dalam studi ini adalah:
•Apa yang seharusnya dikerjakan oleh CSO di Indonesia ini setelah mempunyai akses relatif lebih mudah terhadap teknologi komunikasi melalui internet?
•Bagaimana berbagai CSO ini menggunakan teknologi tersebut secara strategis?
•Apa peluang dan tantangan dalam penggunaan semacam ini?
Tiga pertanyaan pokok ini diturunkan ke dalam beberapa pertanyaan operasional yang digunakan sebagai dasar untuk menyiapkan instrumen penelitian ini:
1.Seperti apakah hakikat (nature) dari CSO di Indonesia saat ini? Bagaimana CSO di Indonesia terlibat di dalam ‘masyarakat informasi’?
2.Teknologi komunikasi apa yang digunakan oleh CSO di Indonesia dan bagaimana mereka menggunakannya untuk meningkatkan kinerja organisasi baik secara internal (kebutuhan manajerial) dan eksternal (fokus, isyu, jaringan, dll.)? Faktor apa saja yang mempengaruhi penggunaan teknologi tersebut bagi CSO dan bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhinya?
3.Seperti apa teknologi komunikasi digunakan secara ‘cerdik, strategis dan politis’? Bagaimana caranya? Mengapa? Adakah strategi untuk pemanfaatan tersebut?
4.Dalam area apa saja teknologi komunikasi digunakan secara strategis? Seperti apa penggunaan strategis itu di masa depan?
• Metodologi
Metodologi utama yang digunakan adalah triangulasi, yaitu gabungan antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif untuk memperkaya pemaknaan dan mendapatkan nuansa yang sulit diperoleh dengan hanya menggunakan salah satu di antaranya.
Secara umum, beberapa hal di bawah mungkin perlu dicatat:
•Survey ditargetkan pada responden secara terarah (purposively), bukan acak, dengan menggunakan direktori CSO yang tersedia secara publik.
•Pemilihan CSO dalam wawancara mendalam juga dilakukan secara terarah (purposive) menurut taksonomi (developmentalis vs. advokasi) dan tipe organisasinya (organisasi terpusat vs. jaringan).
•Dalam beberapa hal, ‘snow-ball sampling’ diterapkan, yaitu dengan menindaklanjuti CSO yang dirujuk oleh narasumber.
•Untuk pengalaman/kasus yang ‘menarik’, studi kasus akan dilakukan sebagai tindak lanjut untuk memberikan ‘kisah/cerita’ sebagai ilustrasi melalui observasi dan wawancara mendalam (yang lebih memungkinkan dibandingkan dengan studi etnografi).
•Titik (‘node’) dalam pemetaan jaringan didapatkan dari hasil survey (bukan dari direktori) untuk memastikan adanya relasi (‘edge’)
•Sebagian (besar) peserta lokakarya dan kelompok diskusi terarah adalah responden dalam survey dan informan dalam wawancara. Cara ini dipilih untuk mendapatkan pandangan, posisi, kesepakatan dan refleksi kolektif sebagai kelompok.
Studi ini didesain seperti ini karena dua alasan utama yang mendasar secara ontologis dan pragmatis. Secara ontologis, CSO belumlah secara konseptual terdefinisi dengan baik. Para akademisi masih meraba-raba hakikat ‘sektor ketiga’ ini seperti diindikasikan dalam handbook kanonikal Global Civil Society dan beragam gagasan lainnya (Anheier, 2003, Anheier, et al., 2005, Glasius, et al., 2002, Wainwright, 2005). Secara pragmatis, idealnya sampel ditentukan secara acak, namun hal ini tidak dimungkinkan karena tiadanya sensus CSO di Indonesia (bahkan di negara lain (Anheier, et al., 2005)). Karena itu, sulit mengukur ‘representativeness’, ‘reliability’ atau ‘power’.
Dari beberapa pengalaman skolar lain sebelumnya, studi mengenai CSO bisa (dan biasanya) dilakukan dengan cara:
•studi kasus berdasarkan wawancara (mis. Hadiwinata, 2003)
•studi etnografi (mis. Warren, 2005)
•observasi partisipatoris dalam sebuah event besar (mis. Anheier and Katz, 2005)
•studi kasus dan observasi (mis. Anheier, et al., 2005, Glasius, et al., 2002)
Namun demikian, dalam penelitian ini pilihan salah satu cara di atas tidak mencukupi dan karenanya dibutuhkan kombinasi. Temuan sementara: Sekilas pengumpulan data. Melalui survey yang diikuti 268 organisasi dari 29 propinsi (s.d. 15 Januari 2006) dan wawancara dengan sekitar 35 informan, berhasil dikumpulkan data mengenai profil CSO, profil penggunaan teknologi informasi, peta area/bidang dimana teknologi komunikasi digunakan secara strategis serta profil keyakinan di masa depan akan penggunaan teknologi komunikasi ini bagi perubahan sosial. Selain itu, juga dilakukan pemetaan jaringan kerja CSO di Indonesia dengan mitra nasional dan mitra internasionalnya.
Profil responden. Responden adalah CSO yang berorientasi advokasi, developmentalis atau gabungan keduanya dan secara organisasi bersifat terpusat atau merupakan jaringan. Komposisi antara CSO yang mengambil orientasi sebagai think-tank seimbang dengan mereka yang melakukan pengorganisasian. Kebanyakan terdaftar secara resmi dan tidak mempunyai afiliasi agama tertentu.
Isu dan bidang garap yang diambil beragam dan merata, meliputi pemberdayaan masyarakat sipil, pendidikan, demokratisasi, hak asasi manusia, kesetaraan jender dan hak-hak perempuan, pembangunan, pengentasan kemiskinan, perdamaian dan keadilan, hak-hak ekosob, tata pemerintahan yang baik, isu-isu pedesaan, anak-anak, resolusi konflik, globalisasi, petani dan nelayan, perkotaan, buruh dan serikat pekerja, serta kelompok adat. Sebagian kecil bekerja di isu pluralisme dan keragaman, penyandang cacat dan pekerja profesional. Dalam hal aktivitas utama, CSO di Indonesia tidak begitu berbeda satu sama lain. Sebagian besar melakukan pelatihan, sebagian lainnya penelitian termasuk konsultansi dan pengembangan kapasitas, publikasi termasuk diseminasi, advokasi korban dan mobilisasi. Hanya sebagian kecil melakukan lobby.
Sebagian besar CSO responden berdiri antara 5-10 tahun yang lalu (37%) dan sebagian lainnya lebih dari 10 tahun yang lalu (34.35%). Hanya sebagian kecil dari CSO responden berusia kurang dari 5 tahun (27%). Mereka sebagian besar mempunyai staf full-time kurang dari 10 orang (65%) dan hanya sedikit yang mempekerjakan lebih dari 25 staf purna waktu (11.01%). Pola yang mirip juga ditemui dalam jumlah staff part-time yang bekerja di CSO tersebut. Sekitar separuh dari CSO responden ini mengelola dana di bawah Rp 500 juta rupiah per tahun, sementara sepertiga dari CSO responden mengelola antara Rp 500 juta – Rp 2 milyar rupiah per tahun. Perlu dicatat bahwa sekitar seperlima responden menolak untuk memberikan informasi ini. Dana ini sebagian berasal dari donor internasional, sebagian dari pembiayaan sendiri dan sebagian dari aktivitas yang menghasilkan dana. Hanya sebagian kecil yang mendapatkan dananya sepenuhnya dari pemerintah atau sepenuhnya donor atau sepenuhnya pembiayaan sendiri.
Profil penggunaan teknologi komunikasi. Hampir semua (94.69%) CSO responden menggunakan komputer sejak berdirinya dan sebagian besar dari mereka (83.18%) menggunakan internet relatif sejak teknologi ini diperkenalkan. Sebagai prosentase dari dana yang dikelola per tahunnya, kebanyakan CSO (70.71%) membelanjakan kurang dari 25%. Sebagian lain (25.76%) membelanjakan 25%-250% dari dana yang dikelola untuk teknologi komunikasi. Secara nominal, sebagian besar CSO (79.58%) membelanjakan Rp 50 juta atau kurang dan sebagian lain (13.61%) membelanjakan antara Rp 50 – 100 juta per tahun untuk teknologi komunikasi.
Apa alasan internal menggunakan teknologi komunikasi? Lima alasan internal utama adalah intensitas informasi, alasan manajerial, peningkatan kapasitas dan keperluan identitas. Alasan lainnya adalah finansial, teknologis, bottom-up, dan top-down. Sedangkan alasan eksternalnya terutama karena meningkatnya intensitas kerjasama, perspektif, jaringan, isu dan bidang garap serta intermediasi. Alasan eksternal lainnya adalah alasan pemberdayaan, alasan lingkungan, meningkatnya intensitas pengaruh, alasan sosial, budaya, kekuasaan dan intensitas kompetisi.
Pengaruh teknologi komunikasi. Mayoritas CSO responden mengalami bahwa teknologi komunikasi telah memfasilitasi kinerja internal manajemen mereka secara sangat signifikan (46.98%) dan signifikan (40%). Demikian juga dengan ekspansi jaringan, dimana karena pengaruh penggunaan teknologi komunikasi, jaringan CSO responden berkembang pesat (67.42%) atau setidaknya sedikit berkembang (21.27%). Hanya sebagian kecil (11.31%) melihat pengaruh ini netral. Penggunaan teknologi komunikasi juga mempengaruhi tujuan dan aktivitas organisasi: tujuan dan aktivitas organisasi menjadi terfokus (44.04%) atau jauh lebih terfokus (32.57%) setelah digunakannya teknologi komunikasi. Dalam hal wawasan/perspektif, teknologi informasi membantu CSO untuk meluaskan perspektif hingga ke tinggkat global (64.15%), setidaknya sampai di tingkat nasional (18.4%), setidaknya sampai tingkat regional (8.49%) dan setidaknya lebih dari tinggkat lokal (5.19%). Sebagian kecil (3.77%) melihat penggunaan teknologi komunikasi ini tidak mempengaruhi perspektif/wawasan mereka. Kebanyakan CSO responden mengalami bahwa penggunaan teknologi informasi telah memberi manfaat secara signifikan untuk mencapai misi dan tujuan organisasi secara sangat positif (47.95%) atau secara positif (44.75%).
Pilihan teknologi komunikasi. Email, mailing list dan WWW menjadi subset teknologi komunikasi yang paling banyak digunakan selain file transfer. Fitur lain dari teknologi komunikasi seperti online chat, online forum, VoIP, weblog, video/audio streaming relatif lebih sedikit dimanfaatkan. Hal yang sama berlaku untuk fitur teknologi yang disediakan: email, mailing list dan WWW. Selain itu: link dengan organisasi lain dan publikasi online. Fitur lain praktis hanya sedikit disediakan oleh CSO: newsgroup, online forum, perpustakaan online, weblog dan streaming. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh akses terhadap interent. Sebagian besar (48.2%) CSO menggunakan koneksi dial-up dan hanya sebagian kecil (19.37%) menikmati koneksi pitalebar (broadband). Lainnya mengakses internet melalui warnet atau menumpang di organisasi lain. Namun demikian dalam hal partisipasi, kebanyakan CSO (49.51%) melihat diri mereka seimbang dalam mengankses dan memberikan informasi melalui teknologi komunikasi. Dalam jumlah signifikan (37.87%) CSO lebih banyak atau jauh lebih banyak mengakses informasi dan hanya sedikit (16.62%) yang lebih banyak atau jauh lebih banyak memberikan informasi.
Dalam mengevaluasi penggunaan teknologi komunikasi mereka, CSO responden mendapati bahwa teknologi komunikasi digunakan dalam sejumlah aspek penting (41.23%) atau di hampir semua aspek (27.49%) dalam aktivitas mereka. Sekitar seperempat dari responden menggunakannya hanya di beberapa aspek dalam aktivitas mereka. Sebagian besar CSO (35.27%) tidak bisa atau tidak tahu membandingkan penggunaan teknologi komunikasi di organisasi mereka dengan organisasi lain dalam jaringan mereka. Sebagian kecil (9.10%) yakin dirinya berada dalam lima persen teratas dan sebagian lain yakin berada dalam kelompok seperlima teratas (19.32%) atau setengah teratas (16.43%). Sejumlah CSO merasa penggunaan teknologi komunikasi mereka ada di bawah setengah terbawah (7.73%) atau bahkan ada di sepersepuluh paling bawah (12.08%). Namun demikian, sebagai proses belajar, sebagian besar CSO (51.96%) melihat bahwa kebanyakan staff mereka dan sejumlah lain (28.43%) melihat sejumlah staff mereka ingin meningkatkan ketrampilan teknologi komunikasi mereka. Sejumlah kecil (17.65%) CSO melihat hanya beberapa staff yang ingin meningkatkan ketrampilan tersebut. Dari segi manfaat bagi kelompok dampingan, CSO melihat bahwa penggunaan teknologi komunikasi membantu kelompok dampingan mereka untuk mendapatkan wawasan lebih luas, meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap isu tertentu dan membantu mereka mengorganisir dirinya sendiri. Sebagian kecil mengalami kelompok dampingannya mendapatkan manfaat berupa akses langsung terhadap penggunaan perangkat lunak, aplikasi, internet, dll. dan juga perangkat keras. Bidang-bidang strategis dimana teknologi komunikasi bisa digunakan oleh CSO adalah kerja sama dan berkolaborasi, penyampaian gagasan secara lebih efektif ke organisasi lain dan kepada publik, dan untuk membangun jaringan serta melakukan kampanye.
Sebagai pengguna, CSO responden juga melakukan modifikasi/penyesuaian teknologi komunikasi dengan kebutuhan mereka, terutama dalam membangun jaringan dengan organisasi lain, kerjasama dengan organisasi lain, publikasi/komunikasi gagasan kepada publik, manajemen internal organisasi, fundraising dan kampanye. Sebagian kecil melakukan modifikasi untuk keperluan keuangan/akuntansi. Penyesuaian itu dilakukan sebagian besar dengan cara membeli sistem/aplikasi komersial dan sebagian lagi dengan menyalin/meng-copy sistem/aplikasi dari organisasi lain. Hanya seperlima dari CSO responden yang mengembangkan sistem/aplikasi sendiri. Alasan penyesuaian ini dilakukan sebagian besar adalah untuk memperluas jaringan/hubungan dengan organisasi lain, meningkatkan kinerja manajemen organisasi yang lebih baik, untuk memperluas perspektif/wawasan terhadap isu dan bidang garap.
Sedangkan hal negatif yang diakibatkan dari penggunaan teknologi komunikasi sebagian besar berupa gangguan (virus, SPAM) selain hal-hal seperti pengeluaran organisasi justru meningkat, pemborosan pulsa/biaya komunikasi, kerepotan mengurusi jaringan dan fokus kerja staf yang berkurang. Sebagian kecil melihat implikasi negatif biasnya isu dan bidang garap.
Secara keseluruhan, dalam melihat prospek masa depan, mayoritas CSO memproyeksikan akan membelanjakan lebih banyak dana (dari saat ini) untuk penggunaan teknologi komunikasi dengan kemungkinan yang cukup besar (45.27%) atau sangat besar (19.9%). Sebagian besar CSO yakin (49.02%) atau sangat yakin (41.67%) akan terjadinya peningkatan kinerja manajemen; mereka yakin (52.48%) atau sangat yakin (42.57%) bahwa jaringan organisasi akan meluas; mereka punya keyakinan yang sama (60.2% dan 29.95%) bahwa pencapaian misi dan tujuan organisasi akan menjadi lebih baik dan karenanya memupuk keyakinan yang serupa (58.79% dan 29.15%) bahwa dengan demikian akan membantu mendorong terjadinya transformasi sosial yang dicita-citakan organisasi dalam 5-10 tahun ke depan dengan tingkat penggunaan dan kemajuan teknologi komunikasi saat ini.
Hasil wawancara dan pemetaan jaringan diintegrasikan dalam pemaknaan di bawah ini.
• Pemaknaan sementara
Dari data yang dikumpulkan melalui survey dan wawancara, serta melalui peta jaringan, studi ini mencoba memberikan catatan atas pemaknaan terhadap data tersebut sebagai titik pijak refleksi kolektif. Pertama, batas yang kabur antara developmentalis dan advokasi
Studi ini menemukan ada indikasi batas yang makin kabur dalam klasifikasi CSO di Indonesia, yaitu antara mereka yang berorientasi advokasi dan mereka yang berorientasi developmentalis. Makin banyak kelompok developmentalis yang melakukan kerja-kerja advokasi dan sebaliknya. Maka, sementara di satu sisi pemilahan ini berguna setidaknya di level analitis, dalam level praktis nampaknya perlu cara yang baru agar pergeseran ini bisa direkam dan dimaknai. Pertanyaan yang mungkin berguna sebagai refleksi:
Mengapa batas ini menjadi kabur? Apa maknanya bagi gerakan sosial di Indonesia? Hal-hal apa yang terkait dengan kaburnya batas ini: ekonomi, sosial, politik? Apakah kaburnya batas ini juga dipengaruhi oleh penggunaan teknologi komunikasi dengan internet –karena perspektif meluas, karena kolaborasi menjadi lebih mungkin, karena gagasan-gagasan global makin dipahami, dll.? Faktor lain apa yang mungkin berpengaruh? Tarikan antara “employment” dan “commitment”?
Kedua, kelompok masyarakat sipil menjadi makin global dan kosmopolit
Temuan sementara ini mengindikasikan berbagai CSO di Indonesia nampaknya makin akrab dengan ide-ide kosmopolitan dan terlibat dalam berbagai isu-isu global, baik dalam tingkat gagasan maupun aktivitas. Makin mudahnya membangun jaringan dan kolaborasi kelompok masyarakat sipil antar negara juga mempermudah terciptanya kepedulian dan keprihatinan bersama. Beberapa pertanyaan mengemuka seputar persoalan identitas CSO: seperti apakah wajah CSO di Indonesia saat ini? Apa yang sungguh membedakan CSO dari aparatus negara dan aparatus bisnis? Pertanyaan yang mungkin berguna sebagai refleksi:
Faktor apa yang mempengaruhi hal ini secara internal (misal. informasi yang makin tersedia luas, dll.)? Faktor eksternal apa yang mempengaruhi (misal. jaringan dengan donor, partner internasional, dll)? Apakah ada faktor lain yang mempengaruhi?
Ketiga, inovasi dalam gerakan sosial – penggunaan teknologi komunikasi yang sederhana namunstrategis
Hampir seluruh CSO yang menjadi responden (97.83%) kini mampu mengakses internet dengan berbagai cara. Mereka juga menyadari pentingnya pengaruh teknologi ini bagi kinerja organisasi. Walau keterbatasan infrastruktur menjadi kendala utama, berbagai CSO di Indonesia mampu memanfaatkan teknologi komunikasi melalui internet ini secara efektif meski terbatas pada jenis-jenis layanan dasar. Studi ini menemukan bahwa e-mail, mailing list dan WWW bisa menjadi alat ampuh untuk mendorong kinerja organisasi/kelompok dan jaringan. Selain itu, sebagai ‘partisipan’ dalam masyarakat informasi, walau terbatas secara infrastruktur, CSO di Indonesia adalah pengguna aktif – mereka tidak hanya mengakses informasi, namun aktif memberikan informasi bagi pihak lain.
Akibatnya, berbagai CSO di Indonesia mampu menggunakan teknologi komunikasi via internet ini untuk bekerja sama dan berkolaborasi, menyampaikan gagasan lebih efektif ke organisasi lain dan kepada publik, membangun jaringan lebih kuat, melakukan kampanye – yang semuanya ini dipandang sebagai penggunaan teknologi yang sederhana, namun strategis bagi perubahan sosial. Beberapa studi kasus yang menarik mencontohkan bagaimana kerja bersama bisa digalang secara efektif melalui komunikasi email yang aktif dalam mailing list yang akhirnya bisa menghasilkan stratagi bersama untuk mendesakkan perubahan pada pengambil keputusan publik (pemerintah), misalnya di bidang pertanian organik, kebebasan informasi, buruh migran, dlsb. Pertanyaan yang mungkin berguna sebagai refleksi:
Bagaimana penggunaan komunikasi internet di berbagai area strategis ini dimulai? Adakah hal yang baru di sana yang dulunya (sebelum menggunakan komunikasi internet) tidak ada? Apa sumber inspirasinya? Apa kesulitannya? Adakah stratifikasi dalam penggunaan teknologi komunikasi oleh CSO sebagai bagian dari masyarakat informasi?
Keempat, dinamika jaringan – antara persepsi, klaim dan temuan lapangan
Temuan sementara menegaskan bahwa penggunaan teknologi komunikasi mempunyai hubungan erat dengan berkembangnya jaringan CSO, baik jaringan antar CSO di Indonesia, maupun dengan mitra-mitra jaringan/organisasi/ lembaga-lembaga internasional (CSO global).
Dalam berjejaring dengan mitra nasional dan global, nampak jelas bagamana jaringan antar CSO di Indonesia tumbuh dengan pesat dalam empat periode politik di bawah ini.
Sekilas nampaknya yang terlihat adalah tumbuh-berkembangnya jaringan CSO di Indonesia dengan subur, baik di tingkat nasional maupun inernasional. Namun studi ini mendindikasikan bahwa pertumbuhan ini punya makna berbeda, khususnya dalam jaringan internasional dan pemahaman akan peran CSO global dalam transisi demokrasi. Temuan studi ini memberi makna lain secara empirik –setidaknya dalam cakupan jaringan responden—terhadap klaim atau pemahaman yang berkembang secara umum selama ini tentang keterlibatan CSO global dalam transisi demokrasi, yakni bahwa mereka mengambil peran sentral dan penting dalam setiap fasenya.
Secara jelas temuan ini memang menunjukkan adanya peran CSO global, namun peran itu berbeda secara signifikan dari waktu-ke-waktu dalam periode transisi tersebut. Jelasnya, peran CSO global lebih ‘kurang signifikan’ dalam periode dimana rejim otoritarian masih berkuasa (pra-1995) dan dalam periode kaotik dimana perlawanan dibangun dan diwujudkan di lapangan secara intensif dan bahkan berdarah-darah dan tinggi risiko politiknya (1995-1998). Peran itu menjadi ‘lebih signifikan’ ketika rejim otoritarian sudah tidak berkuasa lagi atau dalam periode yang walaupun kaotik dan euforik namun tidak berdarah-darah dan berisiko secara politik (setelah 1998). Tentu klaim ini masih amat dini dan perlu mendapatkan pemaknaan lebih dalam melalui diskusi dalam lokakarya ini. Pertanyaan yang mungkin berguna sebagai refleksi: Faktor apa yang menyebabkan jaringan-jaringan itu berkembang? Apa saja hal yang menentukan satu CSO untuk berjaringan atau untuk tidak berjaringan dengan CSO lain: dengan CSO lain di Indonesia, dengan donor, dengan global CSO? Bagaimana jaringan ini terbentuk? Apa peran jaringan ini (baik nasional maupun global) dalam perubahan sosial? Apa implikasi jaringan ini?
• Penutup
Studi ini telah mencoba mengumpulkan data empirik dan mengidentifikasi sejauh mana CSO di Indonesia telah menggunakan teknologi informasi. Selain itu, studi ini juga menggali bidang-bidang apa saja, saat ini dan di masa depan, dimana teknologi komunikasi melalui internet bisa dimanfaatkan secara kreatif, cerdik dan strategis untuk membawa agenda perubahan dan perbaikan sosial di Indonesia. Pertemuan ini, dalam kerangka studi ini, mempunyai dua tujuan utama. Pertama, sebagai sarana untuk melakukan validasi –catatan, komentar, koreksi, tambahan, pengurangan, dan lain-lain—atas temuan-temuan dan analisis-analisis yang sudah dikumpulkan sementara ini. Kedua, sebagai ruang untuk melakukan refleksi kolektif terhadap temuan dan validasi tersebut. Jika hal ini tercapai, mungkin inilah sumbangan paling bermakna dari penelitian ini bagi perkembangan sektor masyarakat sipil di Indonesia.
http://audentis.wordpress.com/2007/01/27/teknologi-informasi-dan-organisasi-masyarakat-sipil-di-indonesia/
Secara umum, studi ini terletak dalam gagasan mengenai ‘studi inovasi’ dan ‘teknologi dan perubahan sosial’. Secara khusus, studi ini mempelajari bagaimana kelompok/organisasi masyarakat sipil (selanjutnya demi hemat kata, disingkat CSO, civil society organisation) menggunakan teknologi informasi, khususnya yang termediasi oleh komputer dan melalui internet (internet-based CMC), untuk mencapai misi dan tujuannya melakukan perubahan sosial.
Mengapa CSO? CSO seringkali dicampuradukkan dengan NGO atau Ornop, yaitu subset yang paling nampak dari CSO. Namun demikian secara konseptual CSO lebih luas dari Ornop karena ia juga mencakup kelompok-kelompok komunitas, lembaga penelitian atau think-tank, media dan serikat buruh serta petani (Ibrahim, et al., 2003). Mengapa teknologi komunikasi via Internet? Sejak muncul dan berkembangnya internet, berbagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya terjadi melalui mediasi teknologi ini. Komunikasi termediasikan internet telah memungkinkan terjadinya perubahan dan pengaruh terhadap identitas, relasi dan komunitas (Thurlow, et al., 2004). Mengapa Indonesia? Tak hanya karena Indonesia mengalami perubahan sosial yang luarbiasa yaitu transisi menuju demokrasi (Bird, 1999), namun terutama karena transformasi semacam itu tak mungkin terjadi jika tidak ada keterlibatan yang kuat dari berbagai CSO di Indonesia (Uhlin, 2000).
Kini, dalam tahap lanjut proses transisi demokrasi tersebut, keterlibatan dan pengaruh CSO dalam penentuan kebijakan dan pengambilan keputusan publik makin hari makin meningkat. Demikian juga seiring waktu, perkembangan teknologi komunikasi melalui internet dan pemanfaatannya juga makin pesat dan meluas dan infrastrukturnya makin luas tersedia. Maka, sementara di satu sisi keduanya dipandang sebagai salah satu faktor penggerak perubahan sosial, di sisi lain, studi selama ini menunjukkan bahwa teknologi informasi belum dimanfaatkan secara maksimal untuk mendukung kerja-kerja CSO di berbagai konteks, termasuk di Indonesia.
• Gagasan pokok
Lebih dari dua dasawarsa yang lalu, Benjamin Barber dalam bukunya “Strong Democracy” (1984) sudah melihat kemungkinan digunakannya teknologi informasi dan komunikasi untuk menggerakkan ‘informasi warga’ dan partisipasi politik. Namun, empat belas tahun kemudian, dia memperingatkan adanya kerusakan yang makin meluas dari kualitas pengambilan keputusan secara demokratik yang terjadi dalam biasnya ruang media yang baru ini.
Teknologi komunikasi memang bisa menjadi platform yang memadai untuk menstimulasi partisipasi dan melahirkan berbagai peluang untuk meluaskan ruang pengambilan keputusan yang bisa menembus tertutupnya pintu institusi-institusi politik. Tetapi di sisi lain, teknologi apapun, termasuk dan khususnya internet, juga dibentuk dari pengguna dan penggunaanya (Sey and Castells, 2004: 363). Karena itu, mereka menekankan bahwa, “… pengaruh internet yang sesungguhnya terhadap politik dan kualitas demokrasi harus ditetapkan dan ditemukan dari pengamatan, bukan dinyatakan sebagai keniscayaan.” (ibid.:364, penekanan penulis).
Tujuan utama dari studi ini bukanlah untuk mempertahankan gagasan atau abstraksi mengenai hubungan antara teknologi dan transformasi sosial. Melainkan, untuk mencoba memahaminya melalui sekumpulan contoh –beberapa positif dan beberapa negatif—keadaan dan prasyarat di mana, dan bagaimana caranya, potensi hubungan ini terwujud.
•Pertanyaan pokok
Pertanyaan pokok yang diajukan dalam studi ini adalah:
•Apa yang seharusnya dikerjakan oleh CSO di Indonesia ini setelah mempunyai akses relatif lebih mudah terhadap teknologi komunikasi melalui internet?
•Bagaimana berbagai CSO ini menggunakan teknologi tersebut secara strategis?
•Apa peluang dan tantangan dalam penggunaan semacam ini?
Tiga pertanyaan pokok ini diturunkan ke dalam beberapa pertanyaan operasional yang digunakan sebagai dasar untuk menyiapkan instrumen penelitian ini:
1.Seperti apakah hakikat (nature) dari CSO di Indonesia saat ini? Bagaimana CSO di Indonesia terlibat di dalam ‘masyarakat informasi’?
2.Teknologi komunikasi apa yang digunakan oleh CSO di Indonesia dan bagaimana mereka menggunakannya untuk meningkatkan kinerja organisasi baik secara internal (kebutuhan manajerial) dan eksternal (fokus, isyu, jaringan, dll.)? Faktor apa saja yang mempengaruhi penggunaan teknologi tersebut bagi CSO dan bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhinya?
3.Seperti apa teknologi komunikasi digunakan secara ‘cerdik, strategis dan politis’? Bagaimana caranya? Mengapa? Adakah strategi untuk pemanfaatan tersebut?
4.Dalam area apa saja teknologi komunikasi digunakan secara strategis? Seperti apa penggunaan strategis itu di masa depan?
• Metodologi
Metodologi utama yang digunakan adalah triangulasi, yaitu gabungan antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif untuk memperkaya pemaknaan dan mendapatkan nuansa yang sulit diperoleh dengan hanya menggunakan salah satu di antaranya.
Secara umum, beberapa hal di bawah mungkin perlu dicatat:
•Survey ditargetkan pada responden secara terarah (purposively), bukan acak, dengan menggunakan direktori CSO yang tersedia secara publik.
•Pemilihan CSO dalam wawancara mendalam juga dilakukan secara terarah (purposive) menurut taksonomi (developmentalis vs. advokasi) dan tipe organisasinya (organisasi terpusat vs. jaringan).
•Dalam beberapa hal, ‘snow-ball sampling’ diterapkan, yaitu dengan menindaklanjuti CSO yang dirujuk oleh narasumber.
•Untuk pengalaman/kasus yang ‘menarik’, studi kasus akan dilakukan sebagai tindak lanjut untuk memberikan ‘kisah/cerita’ sebagai ilustrasi melalui observasi dan wawancara mendalam (yang lebih memungkinkan dibandingkan dengan studi etnografi).
•Titik (‘node’) dalam pemetaan jaringan didapatkan dari hasil survey (bukan dari direktori) untuk memastikan adanya relasi (‘edge’)
•Sebagian (besar) peserta lokakarya dan kelompok diskusi terarah adalah responden dalam survey dan informan dalam wawancara. Cara ini dipilih untuk mendapatkan pandangan, posisi, kesepakatan dan refleksi kolektif sebagai kelompok.
Studi ini didesain seperti ini karena dua alasan utama yang mendasar secara ontologis dan pragmatis. Secara ontologis, CSO belumlah secara konseptual terdefinisi dengan baik. Para akademisi masih meraba-raba hakikat ‘sektor ketiga’ ini seperti diindikasikan dalam handbook kanonikal Global Civil Society dan beragam gagasan lainnya (Anheier, 2003, Anheier, et al., 2005, Glasius, et al., 2002, Wainwright, 2005). Secara pragmatis, idealnya sampel ditentukan secara acak, namun hal ini tidak dimungkinkan karena tiadanya sensus CSO di Indonesia (bahkan di negara lain (Anheier, et al., 2005)). Karena itu, sulit mengukur ‘representativeness’, ‘reliability’ atau ‘power’.
Dari beberapa pengalaman skolar lain sebelumnya, studi mengenai CSO bisa (dan biasanya) dilakukan dengan cara:
•studi kasus berdasarkan wawancara (mis. Hadiwinata, 2003)
•studi etnografi (mis. Warren, 2005)
•observasi partisipatoris dalam sebuah event besar (mis. Anheier and Katz, 2005)
•studi kasus dan observasi (mis. Anheier, et al., 2005, Glasius, et al., 2002)
Namun demikian, dalam penelitian ini pilihan salah satu cara di atas tidak mencukupi dan karenanya dibutuhkan kombinasi. Temuan sementara: Sekilas pengumpulan data. Melalui survey yang diikuti 268 organisasi dari 29 propinsi (s.d. 15 Januari 2006) dan wawancara dengan sekitar 35 informan, berhasil dikumpulkan data mengenai profil CSO, profil penggunaan teknologi informasi, peta area/bidang dimana teknologi komunikasi digunakan secara strategis serta profil keyakinan di masa depan akan penggunaan teknologi komunikasi ini bagi perubahan sosial. Selain itu, juga dilakukan pemetaan jaringan kerja CSO di Indonesia dengan mitra nasional dan mitra internasionalnya.
Profil responden. Responden adalah CSO yang berorientasi advokasi, developmentalis atau gabungan keduanya dan secara organisasi bersifat terpusat atau merupakan jaringan. Komposisi antara CSO yang mengambil orientasi sebagai think-tank seimbang dengan mereka yang melakukan pengorganisasian. Kebanyakan terdaftar secara resmi dan tidak mempunyai afiliasi agama tertentu.
Isu dan bidang garap yang diambil beragam dan merata, meliputi pemberdayaan masyarakat sipil, pendidikan, demokratisasi, hak asasi manusia, kesetaraan jender dan hak-hak perempuan, pembangunan, pengentasan kemiskinan, perdamaian dan keadilan, hak-hak ekosob, tata pemerintahan yang baik, isu-isu pedesaan, anak-anak, resolusi konflik, globalisasi, petani dan nelayan, perkotaan, buruh dan serikat pekerja, serta kelompok adat. Sebagian kecil bekerja di isu pluralisme dan keragaman, penyandang cacat dan pekerja profesional. Dalam hal aktivitas utama, CSO di Indonesia tidak begitu berbeda satu sama lain. Sebagian besar melakukan pelatihan, sebagian lainnya penelitian termasuk konsultansi dan pengembangan kapasitas, publikasi termasuk diseminasi, advokasi korban dan mobilisasi. Hanya sebagian kecil melakukan lobby.
Sebagian besar CSO responden berdiri antara 5-10 tahun yang lalu (37%) dan sebagian lainnya lebih dari 10 tahun yang lalu (34.35%). Hanya sebagian kecil dari CSO responden berusia kurang dari 5 tahun (27%). Mereka sebagian besar mempunyai staf full-time kurang dari 10 orang (65%) dan hanya sedikit yang mempekerjakan lebih dari 25 staf purna waktu (11.01%). Pola yang mirip juga ditemui dalam jumlah staff part-time yang bekerja di CSO tersebut. Sekitar separuh dari CSO responden ini mengelola dana di bawah Rp 500 juta rupiah per tahun, sementara sepertiga dari CSO responden mengelola antara Rp 500 juta – Rp 2 milyar rupiah per tahun. Perlu dicatat bahwa sekitar seperlima responden menolak untuk memberikan informasi ini. Dana ini sebagian berasal dari donor internasional, sebagian dari pembiayaan sendiri dan sebagian dari aktivitas yang menghasilkan dana. Hanya sebagian kecil yang mendapatkan dananya sepenuhnya dari pemerintah atau sepenuhnya donor atau sepenuhnya pembiayaan sendiri.
Profil penggunaan teknologi komunikasi. Hampir semua (94.69%) CSO responden menggunakan komputer sejak berdirinya dan sebagian besar dari mereka (83.18%) menggunakan internet relatif sejak teknologi ini diperkenalkan. Sebagai prosentase dari dana yang dikelola per tahunnya, kebanyakan CSO (70.71%) membelanjakan kurang dari 25%. Sebagian lain (25.76%) membelanjakan 25%-250% dari dana yang dikelola untuk teknologi komunikasi. Secara nominal, sebagian besar CSO (79.58%) membelanjakan Rp 50 juta atau kurang dan sebagian lain (13.61%) membelanjakan antara Rp 50 – 100 juta per tahun untuk teknologi komunikasi.
Apa alasan internal menggunakan teknologi komunikasi? Lima alasan internal utama adalah intensitas informasi, alasan manajerial, peningkatan kapasitas dan keperluan identitas. Alasan lainnya adalah finansial, teknologis, bottom-up, dan top-down. Sedangkan alasan eksternalnya terutama karena meningkatnya intensitas kerjasama, perspektif, jaringan, isu dan bidang garap serta intermediasi. Alasan eksternal lainnya adalah alasan pemberdayaan, alasan lingkungan, meningkatnya intensitas pengaruh, alasan sosial, budaya, kekuasaan dan intensitas kompetisi.
Pengaruh teknologi komunikasi. Mayoritas CSO responden mengalami bahwa teknologi komunikasi telah memfasilitasi kinerja internal manajemen mereka secara sangat signifikan (46.98%) dan signifikan (40%). Demikian juga dengan ekspansi jaringan, dimana karena pengaruh penggunaan teknologi komunikasi, jaringan CSO responden berkembang pesat (67.42%) atau setidaknya sedikit berkembang (21.27%). Hanya sebagian kecil (11.31%) melihat pengaruh ini netral. Penggunaan teknologi komunikasi juga mempengaruhi tujuan dan aktivitas organisasi: tujuan dan aktivitas organisasi menjadi terfokus (44.04%) atau jauh lebih terfokus (32.57%) setelah digunakannya teknologi komunikasi. Dalam hal wawasan/perspektif, teknologi informasi membantu CSO untuk meluaskan perspektif hingga ke tinggkat global (64.15%), setidaknya sampai di tingkat nasional (18.4%), setidaknya sampai tingkat regional (8.49%) dan setidaknya lebih dari tinggkat lokal (5.19%). Sebagian kecil (3.77%) melihat penggunaan teknologi komunikasi ini tidak mempengaruhi perspektif/wawasan mereka. Kebanyakan CSO responden mengalami bahwa penggunaan teknologi informasi telah memberi manfaat secara signifikan untuk mencapai misi dan tujuan organisasi secara sangat positif (47.95%) atau secara positif (44.75%).
Pilihan teknologi komunikasi. Email, mailing list dan WWW menjadi subset teknologi komunikasi yang paling banyak digunakan selain file transfer. Fitur lain dari teknologi komunikasi seperti online chat, online forum, VoIP, weblog, video/audio streaming relatif lebih sedikit dimanfaatkan. Hal yang sama berlaku untuk fitur teknologi yang disediakan: email, mailing list dan WWW. Selain itu: link dengan organisasi lain dan publikasi online. Fitur lain praktis hanya sedikit disediakan oleh CSO: newsgroup, online forum, perpustakaan online, weblog dan streaming. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh akses terhadap interent. Sebagian besar (48.2%) CSO menggunakan koneksi dial-up dan hanya sebagian kecil (19.37%) menikmati koneksi pitalebar (broadband). Lainnya mengakses internet melalui warnet atau menumpang di organisasi lain. Namun demikian dalam hal partisipasi, kebanyakan CSO (49.51%) melihat diri mereka seimbang dalam mengankses dan memberikan informasi melalui teknologi komunikasi. Dalam jumlah signifikan (37.87%) CSO lebih banyak atau jauh lebih banyak mengakses informasi dan hanya sedikit (16.62%) yang lebih banyak atau jauh lebih banyak memberikan informasi.
Dalam mengevaluasi penggunaan teknologi komunikasi mereka, CSO responden mendapati bahwa teknologi komunikasi digunakan dalam sejumlah aspek penting (41.23%) atau di hampir semua aspek (27.49%) dalam aktivitas mereka. Sekitar seperempat dari responden menggunakannya hanya di beberapa aspek dalam aktivitas mereka. Sebagian besar CSO (35.27%) tidak bisa atau tidak tahu membandingkan penggunaan teknologi komunikasi di organisasi mereka dengan organisasi lain dalam jaringan mereka. Sebagian kecil (9.10%) yakin dirinya berada dalam lima persen teratas dan sebagian lain yakin berada dalam kelompok seperlima teratas (19.32%) atau setengah teratas (16.43%). Sejumlah CSO merasa penggunaan teknologi komunikasi mereka ada di bawah setengah terbawah (7.73%) atau bahkan ada di sepersepuluh paling bawah (12.08%). Namun demikian, sebagai proses belajar, sebagian besar CSO (51.96%) melihat bahwa kebanyakan staff mereka dan sejumlah lain (28.43%) melihat sejumlah staff mereka ingin meningkatkan ketrampilan teknologi komunikasi mereka. Sejumlah kecil (17.65%) CSO melihat hanya beberapa staff yang ingin meningkatkan ketrampilan tersebut. Dari segi manfaat bagi kelompok dampingan, CSO melihat bahwa penggunaan teknologi komunikasi membantu kelompok dampingan mereka untuk mendapatkan wawasan lebih luas, meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap isu tertentu dan membantu mereka mengorganisir dirinya sendiri. Sebagian kecil mengalami kelompok dampingannya mendapatkan manfaat berupa akses langsung terhadap penggunaan perangkat lunak, aplikasi, internet, dll. dan juga perangkat keras. Bidang-bidang strategis dimana teknologi komunikasi bisa digunakan oleh CSO adalah kerja sama dan berkolaborasi, penyampaian gagasan secara lebih efektif ke organisasi lain dan kepada publik, dan untuk membangun jaringan serta melakukan kampanye.
Sebagai pengguna, CSO responden juga melakukan modifikasi/penyesuaian teknologi komunikasi dengan kebutuhan mereka, terutama dalam membangun jaringan dengan organisasi lain, kerjasama dengan organisasi lain, publikasi/komunikasi gagasan kepada publik, manajemen internal organisasi, fundraising dan kampanye. Sebagian kecil melakukan modifikasi untuk keperluan keuangan/akuntansi. Penyesuaian itu dilakukan sebagian besar dengan cara membeli sistem/aplikasi komersial dan sebagian lagi dengan menyalin/meng-copy sistem/aplikasi dari organisasi lain. Hanya seperlima dari CSO responden yang mengembangkan sistem/aplikasi sendiri. Alasan penyesuaian ini dilakukan sebagian besar adalah untuk memperluas jaringan/hubungan dengan organisasi lain, meningkatkan kinerja manajemen organisasi yang lebih baik, untuk memperluas perspektif/wawasan terhadap isu dan bidang garap.
Sedangkan hal negatif yang diakibatkan dari penggunaan teknologi komunikasi sebagian besar berupa gangguan (virus, SPAM) selain hal-hal seperti pengeluaran organisasi justru meningkat, pemborosan pulsa/biaya komunikasi, kerepotan mengurusi jaringan dan fokus kerja staf yang berkurang. Sebagian kecil melihat implikasi negatif biasnya isu dan bidang garap.
Secara keseluruhan, dalam melihat prospek masa depan, mayoritas CSO memproyeksikan akan membelanjakan lebih banyak dana (dari saat ini) untuk penggunaan teknologi komunikasi dengan kemungkinan yang cukup besar (45.27%) atau sangat besar (19.9%). Sebagian besar CSO yakin (49.02%) atau sangat yakin (41.67%) akan terjadinya peningkatan kinerja manajemen; mereka yakin (52.48%) atau sangat yakin (42.57%) bahwa jaringan organisasi akan meluas; mereka punya keyakinan yang sama (60.2% dan 29.95%) bahwa pencapaian misi dan tujuan organisasi akan menjadi lebih baik dan karenanya memupuk keyakinan yang serupa (58.79% dan 29.15%) bahwa dengan demikian akan membantu mendorong terjadinya transformasi sosial yang dicita-citakan organisasi dalam 5-10 tahun ke depan dengan tingkat penggunaan dan kemajuan teknologi komunikasi saat ini.
Hasil wawancara dan pemetaan jaringan diintegrasikan dalam pemaknaan di bawah ini.
• Pemaknaan sementara
Dari data yang dikumpulkan melalui survey dan wawancara, serta melalui peta jaringan, studi ini mencoba memberikan catatan atas pemaknaan terhadap data tersebut sebagai titik pijak refleksi kolektif. Pertama, batas yang kabur antara developmentalis dan advokasi
Studi ini menemukan ada indikasi batas yang makin kabur dalam klasifikasi CSO di Indonesia, yaitu antara mereka yang berorientasi advokasi dan mereka yang berorientasi developmentalis. Makin banyak kelompok developmentalis yang melakukan kerja-kerja advokasi dan sebaliknya. Maka, sementara di satu sisi pemilahan ini berguna setidaknya di level analitis, dalam level praktis nampaknya perlu cara yang baru agar pergeseran ini bisa direkam dan dimaknai. Pertanyaan yang mungkin berguna sebagai refleksi:
Mengapa batas ini menjadi kabur? Apa maknanya bagi gerakan sosial di Indonesia? Hal-hal apa yang terkait dengan kaburnya batas ini: ekonomi, sosial, politik? Apakah kaburnya batas ini juga dipengaruhi oleh penggunaan teknologi komunikasi dengan internet –karena perspektif meluas, karena kolaborasi menjadi lebih mungkin, karena gagasan-gagasan global makin dipahami, dll.? Faktor lain apa yang mungkin berpengaruh? Tarikan antara “employment” dan “commitment”?
Kedua, kelompok masyarakat sipil menjadi makin global dan kosmopolit
Temuan sementara ini mengindikasikan berbagai CSO di Indonesia nampaknya makin akrab dengan ide-ide kosmopolitan dan terlibat dalam berbagai isu-isu global, baik dalam tingkat gagasan maupun aktivitas. Makin mudahnya membangun jaringan dan kolaborasi kelompok masyarakat sipil antar negara juga mempermudah terciptanya kepedulian dan keprihatinan bersama. Beberapa pertanyaan mengemuka seputar persoalan identitas CSO: seperti apakah wajah CSO di Indonesia saat ini? Apa yang sungguh membedakan CSO dari aparatus negara dan aparatus bisnis? Pertanyaan yang mungkin berguna sebagai refleksi:
Faktor apa yang mempengaruhi hal ini secara internal (misal. informasi yang makin tersedia luas, dll.)? Faktor eksternal apa yang mempengaruhi (misal. jaringan dengan donor, partner internasional, dll)? Apakah ada faktor lain yang mempengaruhi?
Ketiga, inovasi dalam gerakan sosial – penggunaan teknologi komunikasi yang sederhana namunstrategis
Hampir seluruh CSO yang menjadi responden (97.83%) kini mampu mengakses internet dengan berbagai cara. Mereka juga menyadari pentingnya pengaruh teknologi ini bagi kinerja organisasi. Walau keterbatasan infrastruktur menjadi kendala utama, berbagai CSO di Indonesia mampu memanfaatkan teknologi komunikasi melalui internet ini secara efektif meski terbatas pada jenis-jenis layanan dasar. Studi ini menemukan bahwa e-mail, mailing list dan WWW bisa menjadi alat ampuh untuk mendorong kinerja organisasi/kelompok dan jaringan. Selain itu, sebagai ‘partisipan’ dalam masyarakat informasi, walau terbatas secara infrastruktur, CSO di Indonesia adalah pengguna aktif – mereka tidak hanya mengakses informasi, namun aktif memberikan informasi bagi pihak lain.
Akibatnya, berbagai CSO di Indonesia mampu menggunakan teknologi komunikasi via internet ini untuk bekerja sama dan berkolaborasi, menyampaikan gagasan lebih efektif ke organisasi lain dan kepada publik, membangun jaringan lebih kuat, melakukan kampanye – yang semuanya ini dipandang sebagai penggunaan teknologi yang sederhana, namun strategis bagi perubahan sosial. Beberapa studi kasus yang menarik mencontohkan bagaimana kerja bersama bisa digalang secara efektif melalui komunikasi email yang aktif dalam mailing list yang akhirnya bisa menghasilkan stratagi bersama untuk mendesakkan perubahan pada pengambil keputusan publik (pemerintah), misalnya di bidang pertanian organik, kebebasan informasi, buruh migran, dlsb. Pertanyaan yang mungkin berguna sebagai refleksi:
Bagaimana penggunaan komunikasi internet di berbagai area strategis ini dimulai? Adakah hal yang baru di sana yang dulunya (sebelum menggunakan komunikasi internet) tidak ada? Apa sumber inspirasinya? Apa kesulitannya? Adakah stratifikasi dalam penggunaan teknologi komunikasi oleh CSO sebagai bagian dari masyarakat informasi?
Keempat, dinamika jaringan – antara persepsi, klaim dan temuan lapangan
Temuan sementara menegaskan bahwa penggunaan teknologi komunikasi mempunyai hubungan erat dengan berkembangnya jaringan CSO, baik jaringan antar CSO di Indonesia, maupun dengan mitra-mitra jaringan/organisasi/ lembaga-lembaga internasional (CSO global).
Dalam berjejaring dengan mitra nasional dan global, nampak jelas bagamana jaringan antar CSO di Indonesia tumbuh dengan pesat dalam empat periode politik di bawah ini.
Sekilas nampaknya yang terlihat adalah tumbuh-berkembangnya jaringan CSO di Indonesia dengan subur, baik di tingkat nasional maupun inernasional. Namun studi ini mendindikasikan bahwa pertumbuhan ini punya makna berbeda, khususnya dalam jaringan internasional dan pemahaman akan peran CSO global dalam transisi demokrasi. Temuan studi ini memberi makna lain secara empirik –setidaknya dalam cakupan jaringan responden—terhadap klaim atau pemahaman yang berkembang secara umum selama ini tentang keterlibatan CSO global dalam transisi demokrasi, yakni bahwa mereka mengambil peran sentral dan penting dalam setiap fasenya.
Secara jelas temuan ini memang menunjukkan adanya peran CSO global, namun peran itu berbeda secara signifikan dari waktu-ke-waktu dalam periode transisi tersebut. Jelasnya, peran CSO global lebih ‘kurang signifikan’ dalam periode dimana rejim otoritarian masih berkuasa (pra-1995) dan dalam periode kaotik dimana perlawanan dibangun dan diwujudkan di lapangan secara intensif dan bahkan berdarah-darah dan tinggi risiko politiknya (1995-1998). Peran itu menjadi ‘lebih signifikan’ ketika rejim otoritarian sudah tidak berkuasa lagi atau dalam periode yang walaupun kaotik dan euforik namun tidak berdarah-darah dan berisiko secara politik (setelah 1998). Tentu klaim ini masih amat dini dan perlu mendapatkan pemaknaan lebih dalam melalui diskusi dalam lokakarya ini. Pertanyaan yang mungkin berguna sebagai refleksi: Faktor apa yang menyebabkan jaringan-jaringan itu berkembang? Apa saja hal yang menentukan satu CSO untuk berjaringan atau untuk tidak berjaringan dengan CSO lain: dengan CSO lain di Indonesia, dengan donor, dengan global CSO? Bagaimana jaringan ini terbentuk? Apa peran jaringan ini (baik nasional maupun global) dalam perubahan sosial? Apa implikasi jaringan ini?
• Penutup
Studi ini telah mencoba mengumpulkan data empirik dan mengidentifikasi sejauh mana CSO di Indonesia telah menggunakan teknologi informasi. Selain itu, studi ini juga menggali bidang-bidang apa saja, saat ini dan di masa depan, dimana teknologi komunikasi melalui internet bisa dimanfaatkan secara kreatif, cerdik dan strategis untuk membawa agenda perubahan dan perbaikan sosial di Indonesia. Pertemuan ini, dalam kerangka studi ini, mempunyai dua tujuan utama. Pertama, sebagai sarana untuk melakukan validasi –catatan, komentar, koreksi, tambahan, pengurangan, dan lain-lain—atas temuan-temuan dan analisis-analisis yang sudah dikumpulkan sementara ini. Kedua, sebagai ruang untuk melakukan refleksi kolektif terhadap temuan dan validasi tersebut. Jika hal ini tercapai, mungkin inilah sumbangan paling bermakna dari penelitian ini bagi perkembangan sektor masyarakat sipil di Indonesia.
http://audentis.wordpress.com/2007/01/27/teknologi-informasi-dan-organisasi-masyarakat-sipil-di-indonesia/
Langganan:
Postingan (Atom)