Tue, 11/12/2007 - 5:28pm — Resa
Suka duka melewati masa hidup kita bercampur dengan berbagai pengalaman hidup, maka tak sekejappun kita meninggalkan diri kita.
hanya kau yang paham sekali akan dirimu sendiri..oleh karena itu kau adalah hakim yang paling baik bagi dirimu sendiri...begitu pula halnya dengan diriku .
Selama semua kegiatan itu berlangsung...pembicaraan antara dirimu sendiri dengan nuranimu yang yang paling bersih dan bening...maka segalanya menjadi terang dan nyata....karena nurani tidak bodoh.....karena diri sendiri tahu apa yang telah terjadi dengan pikiran, hati, perasaan juga jiwa yang ada dalam tubuh kita sendiri....sekalipun mulut mengurainya dalam beraneka ragam kata untuk menutupinya.
Oleh sebab itu hakim utama adalah diri kita sendiri...penilaian tentang seberapa baiknya kemajuan yang telah dicapai adalah mutlak milik diri sendiri.
Ini bisa saja didasarkan pada Kepercayaan religius yang kita anut..akan kecerdasan diri daripada sekedar percaya diri..yang bisa menjadi sangat egois karena satu prinsip yang mutlak....mengenali diri kita sendiri....siapakah kita dan apakah kita ini sebenarnya....hanya kita sendiri yang mengenalinya.
Demikianlah Sang Waktu jadi mempunyai arti...karena ia turut bersama alunan nafas kita untuk mengenali diri kita .
Sebuah janji telah diberikan pada Sang Waktu....
akan ada sebuah bintang bersinar dilangit,sebagai petunjuk arah...bagi para nelayan dilautan yang luas...agar ia tidak tersesat ditelan gelombang dan angin badai...agar kapalnya bisa berlabuh di dermaga..kembali pulang.
demikian saya berjanji pada sang waktu.
http://organisasi.org/instropeksi-diri-introspeksi-diri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar