Û
Novel berjenis Non fiksi.
I.
Latar
Belakang
Setiap
orang akan mengalami yang namanya perpindahan dalam hidupnya. Baik disadari
atau pun tidak, setiap orang akan mengalami sebuah proses yang namanya ‘pindah’
dalam perjalanan hidupnya. Dengan gaya penulisannya yang khas, Raditya Dika
mengajak pembacanya untuk kembali menelaah sebuah proses perpindahan dalam
kehidupan dengan sebuah narasi komedi yang khas, penceritaan yang mampu membuat
pembaca tertawa sekaligus merenungi perpindahan yang telah terjadi tanpa disadari.
Manusia Setengah Salmon adalah buku ke 6 dari seorang penulis bernama Raditya
Dika, buku ini berisi kumpulan komedi (nonfiksi). Buku yang tidak bisa dibilang novel
ini melainkan sebuah kumpulan tulisan lucu dari si-pengarang sudah terbit (24
desember 2011). Sembilan belas bab di dalam buku ini
bercerita tentang perpindahan, dimulai dari pindahan rumah, pindahan hubungan
keluarga, sampai pindah hati. Dengan
covernya yang menampakkan wajahnya yang (hampir) penuh sisik di bagian muka
sebelah kanan.
Ketika
saya buka blognya Raditya Dika, saya mengetahui informasi bahwa buku terbaru
dia akan terbit dengan judul yang sangat aneh, Manusia Setengah Salmon.
Seperti salmon yang harus bermigrasi (pindah) ketempat lain yang jauhnya luar
biasa hanya untuk bertelur saja. Hal ini lah yang mungkin ingin diungkapkan
oleh penulis tersebut. Bukunya sendiri masih menceritakan tentang pengalaman
pribadi (walaupun tidak semuanya) dengan gaya bahasa yang lucu serta diselingi
beberapa ilustrasi komikus indonesia dan beberapa BAB yang memberikan tips lucu
kepada para pembaca, membuat buku ini menjadi daya tarik tersendiri buat
dibaca. BAB dalam buku ini pun dibuat selang-seling, seperti Bab pertama
bercerita tentang pengalaman lalu BAB kedua berhenti bercerita diganti dengan
memberikan lelucon segar yang berkaitan dengan kehidupan asli.
II.
Isi
Buku (Sinopsis)
Û
Manusia Setengah Salmon
Dengan
gaya penulisannya yang khas, Raditya Dika mengajak pembacanya untuk kembali
menelaah sebuah proses perpindahan dalam kehidupan dengan sebuah narasi komedi
yang khas, penceritaan yang mampu membuat pembaca tertawa sekaligus merenungi
perpindahan yang telah terjadi tanpa disadari.
“Hidup sesungguhnya
adalah potongan-potongan antara perpindahan satu dengan lainnya. kita hidup di
antaranya.” (hal. 254)
Di
dalam buku Manusia Setengah Salmon ini Raditya Dika secara garis besar
bercerita tentang perpindahan dari satu hati ke hati lain yang dianalogikan
seperti saat ‘pindah’ rumah.
“Seperti rumah ini yang
jadi terlalu sempit buat keluarga kami, gue juga menjadi terlalu sempit buat
dia. Dan, ketika sesuatu sudah mulai sempit dan tidak nyaman, saat itulah
seseorang harus pindah ke tempat lain yang lebih luas dan (dirasa) cocok untuk
dirinya. Rumah ini tidak salah, gue dan dia juga tidak salah. Yang kurang tepat
itu bila dua hal yang dirasa sudah tidak lagi saling menyamankan tetap
dipertahankan untuk bersama. Mirip seperti gue dan dia. Dan dia, memutuskan
untuk pindah” (hal. 29)
“Saat ini, gue jadi
berpikir, proses pindah hati juga seperti pindah rumah. Terkadang , kita masih
membanding-bandingkan siapa pun yang kita temui dengan mantan pacar. Ketika
kenalan sama seseorang, kita membandingkan dengan kebiasaan mantan pacar kita.
Seperti lazimnya orang yang masih terjebak di masa lalu, orang yang lebih baru
pasti kalah dari mantan pacar kita yang sudah lama itu.” (hal. 244)
Selain
bercerita tentang esensi kata ‘pindah’ di kehidupan yang dijalani, di dalam
Manusia Setengah Salmon, Raditya Dika juga menyelipkan pesan tentang kasih sayang
ibu yang tidak pernah luntur di dalam bab Kasih Ibu Sepanjang Belanda. Di dalam
bab ini, Raditya Dika baru menyadari perhatian dan cinta yang diberikan oleh
ibunya (yang menurut Raditya Dika cukup mengganggu dan over protective)
setelah pertemuannya dengan Perek (ya begitulah namanya) temannya dari kota
Praha, saat summer course di Belanda.
“Kita gak mungkin
selamanya bisa ketemu dengan orangtua. Kemungkinan yang paling besar adalah
orangtua kita bakalan lebih dulu pergi dari kita. Orangtua kita bakal ninggalin
kita, sendirian. Dan kalau hal itu terjadi, sangat tidka mungkin buat kita
untuk mendengar suara menyebalkan mereka kembali.” (hal. 133)
III.
Komentar
Tentang Penulis
Raditya
Dika, sesosok manusia yang tingkahnya bisa mengocok perut anda. Bahkan hanya
dengan melihat wajahnya saja saya jamin anda akan tertawa dengan sendirinya,
banyak hal serta pengalamannya yang sudah di tuangkan dalam bentuk buku. Sampai
sekarang sudah buku ke 6 yang di edarkan. Dalam buku manusia setengah salmon
ini setiap bab memiliki pesan tersendiri, diantaranya Bab Pesan Moral Dari
Sepiring Makanan, Bakar Saja Keteknya dan Jomblonology, menjadi bab yang
merupakan Raditya Dika banget. Saat membaca bab tersebut pembaca tidak mungkin
dapat menahan tawa, sebab di bab tersebut, Raditya Dika membuktikan dirinya
adalah penulis buku komedi terlaris di negeri ini. Secara keseluruhan, novel
Manusia Setengah Salmon mampu mengocok perut pembaca dengan gaya komedi khas
Raditya Dika, namun juga mampu menimbulkan efek galau saat membaca beberapa bab
yang ada di dalamnya, yaitu ; Sepotong Hati di Dalam Kardus Coklat,
Penggalauan, Mencari Rumah Sempurna, Manusia Setengah Salmon.
IV.
Kesimpulan
Setiap
tahunnya ikan salmon akan bermigrasi, melawan arus sungai, berkilometer jauhnya
hanya untuk bertelur. Beberapa spesies, seperti Snake River Salmon bahkan
berenang sepanjang 1448 kilometer lebih, dua kali lipat jarak Jakarta-Surabaya.
Perjalanan salmon-salmon ini tidak gampang. Ditengah berenang , banyak yang
mati kelelahan. Banyak juga yang menjadi santapan beruang yang nunggu di
daerah-daerah dangkal. Namun, salmon-salmon ini tetap pergi, tetap pindah,
apapun yang terjadi. Esensi kita menjadi makhluk hidup adalah pindah. Dimulai
dari kecil, kita pindah dari rahim ibu ke dunia nyata. Lalu, kita pindah
sekolah, lalu pindah pekerjaan. Pada akhirnya, kita pindah hidup. Mati, pindah ke
alam lain.
Untuk
melakukan pencapaian lebih, kita tak bisa hanya bertahan ditempat yang sama.
Tidak ada kehidupan lebih baik yang bisa didapatkan tanpa melakukan
perpindahan. Mau tak mau, kita harus seperti ikan salmon. Tidak takut pindah
dan berani berjuang untuk mewujudkan harapannya. Bahkan, rela mati ditengah
jalan demi mendapatkan apa yang di inginkannya. Ternyata untuk mendapatkan
sesuatu yang lebih baik, gak perlu menjadi manusia super. Kita hanya perlu
menjadi Manusia setengah salmon: berani berpindah.
- Daftar Pustaka
btw ini tugas dgn topik apa ya? ttg daya tarik kah?
BalasHapus